JAKARTA– Harga minyak mentah global membaik ditandai dengan penguatan tipis   di tengah belum adanya kesepakatan Arab Saudi dan Iran terkait pengelolaan pasokan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik 0,99% atau US$44 sen ke level US$44,92 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (26/9) pukul 06.06 WIB setelah dibuka pada posisi US$44,62 per barel. Sedangkan minyak Brent untuk pengiriman November menguat US$31 sen atau 0,7 persen ke US$46,20 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Menurut Bloomberg, Arab Saudi tidak mencapai kesepakatan dengan Iran setelah dua hari pembicaraan di Wina, Austria, termasuk tawaran Saudi untuk memangkas produksi jika Iran juga membatasi produksi. Pada perdagangan Sabtu lalu, harga minyak minyak mentah turun setelah terbetik kabar Arab Saudi akan mengabaikan prospek terjadi kesepakatan untuk menstabilkan pasar dalam pembicaraan di Aljazair pekan ini.

Minyak telah berfluktuasi sejak rally pada Agustus pada spekulasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia akan menyepakati cara-cara untuk menstabilkan pasar.

Ed Morse, Head of Commodities Research Citigroup Inc, mengatakan sulit menilai sejauh mana implementasi dari rencana OPEC dan Rusia untuk menstabilkan pasar dalam ajang IEF pada 26-28 September 2016 di Aljazair. Pasar dinilai kurang meyakini upaya para produsen minyak mentah utama untuk membekukan produksi. Mengacu dari pengalaman sebelumnya, pertemuan pada Februari dan April berakhir tanpa kesepakatan apapun.

Arab Saudi juga dipercaya tidak akan membuat keputusan resmi pada pertemuan IEF. Pembicaraan resmi terkait pembatasan produksi bakal rencananya dilakukan dalam pertemuan OPEC pada 30 November 2016 di Wina.

Pemerintah Kerajaan tersebut dikabarkan baru bersedia mengurangi produksi jika Iran pun membatasi produksinya dari level saat ini di kisaran 3,6 juta barel per hari.  Kendati demikian, produksi minyak mencapai rekor pada Agustus sebesar 10,7 juta barel per hari seiring dengan melonjaknya penggunaan pendingin ruangan pada musim panas, meningkat 490 ribu barel per hari dibandingkan level produksi Januari 2016. (DR)