JAKARTA – Sisa kargo Liquefied Natural Gas (LNG) yang tidak terserap pada tahun ini mencapai 12 kargo yang berasal dari dua kilang LNG utama di Indonesia, yakni kilang Bontang di Kalimantan Timur dan Tangguh di Papua.

Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan kelebihan kargo LNG dari Kilang Bontang atau uncommitted sebanyak tujuh kargo. Sebagaian dari LNG tersebut sudah ditender atau dijual ke pasar spot.

Hanya saja penjualan melalui tender pada tahun ini tidak bisa terlalu diharapkan lantaran anjloknya harga gas, terutama LNG di pasar internasional. Untuk itu SKK Migas sedang melakukan kalkulasi untuk mempertimbangkan untuk tidak lagi memproduksi LNG dari Bontang.

“Uncommitted kargo Bontang ada tujuh kargo, tiga di antaranya sudah tender untuk dijual. Tapi karena tahun ini LNG sangat rendah harganya dibawah US$3, kami lagi review apakah lanjut. Istilahnya kami enggak produksi,” kata Arief dalam video conference, Kamis (17/4).

Sebanyak empat uncommitted kargo LNG lainnya tidak jadi diproduksikan karena adanya kegiatan perawatan atau maintenance di Kilang Bontang.

Sementara uncommitted kargo dari Kilang LNG Tangguh tahun ini sebanyak lima kargo. Sebagian di antaranya batal diserap  pembeli gas.

Menurut Arief, pembeli LNG tersebut mendeklarasikan force majeure sehingga tidak jadi menyerap sebanyak dua kargo LNG.

“Tiga kargo karena maintenance diundur, dua karena memang ada drop dari salah satu buyer (pembeli gas) karena declare force majeur,” ujar Arief.

Sepanjang kuartal I 2020  total penjualan LNG dari Bontang dan Tangguh sebanyak 54 kargo. Rinciannya sebanyak dari kilang Bontang sebanyak 24 kargo LNG dijual dan sebanyak 30 kargo LNG dijual dari hasil produksi kilang LNG Tangguh.

SKK Migas kata Arief masih menaruh harapan kondisi pasar LNG di dunia akan membaik pada semester kedua tahun ini sehingga target penjualan LNG bisa tercapai. Ini tentu akan berpengaruh terhadap target lifting gas.

“Kami harapkan akhir tahun 85 kargo (Bontang) dan 122 kargo (Tangguh). Mudah-mudahan dengan kondisi ini tercapai kalaupun meleset hanya sedikit,” kata Arief.(RI)