CHICAGO- Harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Senin atau Selasa (7/7) pagi WIB) dipicu lonjakan kasus virus corona yang membuat permintaan terhadap aset aman meningkat. Padahal, ekuitas menguat dan data sektor jasa AS yang positif membatasi kenaikan logam mulia.

Reuters melaporkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus 2020 di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik US$3,5 dolar AS atau 0,2%, menjadi ditutup pada US$1.793,50 per ounce. Akhir pekan lalu, emas berjangka turun tipis US$2,70 atau 0,15% menjadi US$1.787,30 per ounce.

Emas berjangka naik US$10,1 atau 0,57% menjadi US$1.790,00 per ounce pada akhir perdagangan Kamis (2/7), setelah jatuh US$20,6 atau 1,14% menjadi US$1.779,90 per ounce pada Rabu (1/7).

“Investor ragu bahwa pemulihan ini akan tetap bertahan karena kita semua mengharapkan kembali sehat … dan kita mungkin memiliki pemulihan yang lebih lama, dan itu seharusnya mendukung harga emas,” kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Dalam empat hari pertama Juli saja, 15 negara bagian AS telah melaporkan rekor peningkatan kasus baru COVID-19, sementara kasus terus meningkat di negara-negara termasuk India, Australia dan Meksiko.

Mengesampingkan lonjakan kasus baru virus corona, saham-saham AS naik setelah pertumbuhan yang tak terduga di sektor jasa-jasa AS dan pada harapan pemulihan yang dipimpin China dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh wabah virus corona.

Data non-manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas industri jasa AS melonjak tajam pada Juni, hampir kembali ke level pra pandemi COVID-19.

Indeks non-manufaktur ISM melonjak menjadi 57,1% pada Juni dari 45,4% pada Mei, lebih baik dari yang diperkirakan dan menandai lompatan terbesar sejak penciptaan indeks pada 1997. Para analis menghubungkan kenaikan dengan pembukaan kembali bisnis di seluruh Amerika Serikat, meskipun reli di sektor jasa ini mungkin berumur pendek karena kasus COVID-19 kembali meningkat.

“Risiko terbesar adalah jika data terus berkinerja lebih baik, yang mungkin akan menggagalkan beberapa permintaan untuk stimulus tambahan,” ujar Moya.

Prospek emas tetap bullish karena kasus COVID-19 meningkat di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, para analis pasar mengatakan. (RA)