JAKARTA – ExxonMobil Cepu Ltd (ECML) kini menjadi salah satu kontraktor asing besar yang masih beroperasi di Indonesia. Sejak Chevron meninggalkan blok Rokan agustus lalu, praktis tidak banyak lagi perusahaam migas raksasa beroperasi di tanah air. ExxonMobil juga sukses menjadi kontraktor dengan produksi minyak terbesar saat ini dengan rata-rata produksi diatas 200 ribu barel per hari sebelum akhirnya Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjadi operator blok Rokan kini hampir menyamai produksi blok Exxon di blok Cepu.

Pada Februari 2001 ExxonMobil yang bekerjasama dengan Pertamina menemukan sumber minyak mentah di Cepu. Kemudian ExxonMobil ditunjuk oleh pemerintah sebagai operator di sana pada tahun 2006.

Sejak 2008 kini perusahaan asal Amerika Serikat itu telah memproduksi minyak secara komulatif mencapai 500 juta barel.

Tidak hanya produksi minyak, perusahaan juga sudah gelontorkan dana tidak sedikit untuk pengembangan masyarakat sekitar operasi melalui program tanggung jawan sosial. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dana yang dikucurkan mencapai Rp327 miliar sejak pengembangan blok Cepu dimulai.

Sebanyak lebih dari 200.000 masyarakat Indonesia telah mendapatkan manfaat dari program ini melalui bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi.

Irtiza Sayyed President ExxonMobil Indonesia menyatakan fasilitas blok Cepu dibangun oleh lima konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan Indonesia.

Lebih dari 460 perusahaan nasional dan lokal juga turut berpartisipasi dalam mendukung pengembangan dan operasi di WK tersebut. Tidak hanya meningkatan pengembangan kinerja organisasi, perusahaan-perusahaan ini juga mendapatkan manfaat berupa transfer pengetahuan dan teknologi.

“Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Daerah serta masyarakat sekitar atas dukungan berkelanjutan dari mereka terhadap operasi blok Cepu,” kata Irtiza (8/10).

Produksi minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu hingga awal bulan Oktober ini tembus 500 juta barel. Realisasi produksi tersebut jauh diatas rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang ddisodorkan oleh operator ExxonMobil Cepu Ltd yakni sebesar 450 juta barel.

Pencapaian ini juga merupakan bukti dari kemampuan ExxonMobil dalam membuat desain proyek kelas dunia dengan operasi yang aman dan kredibel, pengelolaan reservoir yang sangat baik, serta manajemen operasi yang andal oleh tenaga kerja Indonesia berkelas dunia,” ujar Irtiza.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan biaya yang digelontorkan Exxon sejak tahun 2008 juga tidak sedikit. Tapi itu dibayar dengan produksi optimal blok Cepu. Selain itu produksi kumulatif 500 juta barel minyak tersebut, WK Cepu mampu memberikan penerimaan negara sebesar empat kali lipat dibandingkan nilai investasinya.

“Sejak 2008, dengan total investasi sekitar Rp 57 triliun, Blok Cepu telah memproduksi 500 juta barel minyak mentah dan berkontribusi lebih dari Rp 249 triliun bagi pendapatan negara dalam bentuk minyak mentah dan pajak,” kata Dwi.