JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyatakan rencana menerbitkan surat utang internasional atau global bond tidak akan dilakukan pada tahun ini. Pendanaan biaya investasi tahun ini sudah cukup dan tidak perlu menerbitkan global bond.

Gigih Prakoso, Direktur Utama Perusahaan Gas Negara atau PGN, mengatakan dana pinjaman dari Bank Mandiri yang diperoleh PGN pada awal tahun lalu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dana investasi.

“Kan US$350 juta sudah ada bridging, itu sudah cukup.
Kebutuhan capex US$500 juta, US$150 juta dari internal,” kata Gigih ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Senin (12/8).

Ia menuturkan kebutuhan dana akan terus bertambah seiring dengan rencana membangun fasilitas jaringan gas (jargas) rumah tangga pada tahun depan. Untuk itu jika akan menerbitkan global bond, maka baru akan dilakukan pada 2020. “Nanti kami lihat, kalaupun ada (global bond) tahun depan, kalau tahun ini kan masih ada dana,” kata Gigih.

Gigih mengatakan PGN akan membangun sedikitnya 500 ribu sambungan gas rumah tangga pada tahun depan. Untuk membangun sambungan jargas untuk satu rumah dibutuhkan biaya sekitar Rp5 juta-Rp 7 juta per sambungan, itu pun masih bisa berubah bila ada upaya efisiensi. Jika dikalikan 500 ribu sambungan saja maka PGN membutuhkan dana paling tidak Rp3,5 triliun. “Pokoknya rule of time kami itu sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per sambungan rumah, tapi tergantung masalah efisiensinya nanti,” tukasnya.

Menurut Gigih, pembangunan jargas menggunakan dana internal tersebut akan difokuskan pada wilayah yang sudah memiliki fasilitas jaringan gas, baik berupa transmisi atau distribusi. Nantinya PGN hanya tinggal menambahkan pipa khusus untuk rumah-rumah di jaringan transimisi dan distribusi tersebut. Proses pembangunan akan dimulai pada awal 2020 mendatang. “Sebanyak 500 ribu itu lebih kepada last mile jadi dari pipa-pipa kami langsung ke rumah-rumah. Jadi ekspansi last mile sudah ada sambungan pipa transmisi atau distribusi disitu,” kata Gigih.

Selain jargas yang akan dibangun sendiri atau menggunakan dana internal pada tahun depan, PGN yang merupakan subholding BUMN migas juga mendapatkan penugasan untuk membangun 293,5 ribu yang akan menggunaka dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).(RI)