GE subsea

Platform subsea GE yang sudah terpasang di Laut Mediterania.

JAKARTA – Perusahaan penyedia teknologi terintegrasi General Electric (GE) akan membantu Chevron Corporation untuk menyadap minyak dan gas bawah laut (subsea) yang berlokasi sekitar 65 mil dari lepas pantai Afrika, dekat muara Sungai Kongo.

CEO GE Oil & Gas, Dan Heintzelman menyebutkan, GE akan membangun sembilan modul kontrol bawah laut.  Tujuh unit berupa “pohon” bawah laut dan sederet teknologi lainnnya, yang bernilai USD165 milliar untuk proyek USD 2 triliun yang diberi nama Lianzi Field.

Modul kontrol tersebut adalah pusat kendali untuk pompa bawah laut, wellhead, dan mesin lainnya. “Pohon” multi-ton adalah hasil dari perakitan katup bawah air dan perangkat lainnnya yang mengendalikan aliran minyak dan gas. Mesin tersebut bekerja pada dasar laut dan harus dapat bertahan dengan tekanan bawah laut yang sangat tinggi.

Heintzelmen menerangkan, mesin GE akan terhubungkan dengan listrik “flow-line” sepanjang 27 mil yang telah dipanaskan, lalu diletakkan di kapal reel sedalam 3.000 meter di bawah laut. Pipa tersebut merupakan pipa terdalam di dunia. Pipa ini akan mengalirkan 46.000 barel minyak per hari dari lokasi, menuju ladang minyak Chevron yang terletak di lepas pantai antara Angola dan Republik Kongo.

“Afrika Barat adalah salah satu cekungan hidrokarbon terpenting di dunia, dan kami sangat gembira bisa bekerja sama dengan Chevron Overseas Congo Limited sebagai operator proyek Lianzi untuk pengembangan lintas-perbatasan pertama di wilayah ini,” kata Dan Heintzelman dalam keterangan resminya di Jakarta, akhir pekan lalu.

“Kontrak ini tidak hanya sebagai perluasan hubungan kami dengan Chevron, namun ini akan menunjukan daya saing produk kami di pasar global, komitmen berkelanjutan untuk wilayah ini dan permintaan berkelanjutan bagi solusi teknologi yang kami tawarkan,” tambahnya.

Ia melanjutkan, GE berencana untuk menyelesaikan pohon subsea pertama untuk Lianzi dalam waktu satu tahun. Chevron mengharapkan mulai dapat memompa minyak dari lapangan pada 2015.

Sejauh ini, kata Heintzelman lagi, GE telah memasok lebih dari 900 sistem pohon bawah laut kepada pelanggan energi mereka. Sistem tersebut telah terpasang di setiap lapangan migas di seluruh dunia.

Sebagai contoh lainnya, GE dan Chevron sedang melakukan proyek “Gordon” yang merupakan proyek di lapangan migas bawah laut yang terletak di lepas pantai barat laut Australia. Proyek tersebut telah menyadap sekitar 40 triliun kubik gas.

Untuk memasok proyek Gordon dengan 650 Megawatt listrik, Chervon telah memesan mesin-mesin GE serta berbagai services termasuk lima pembangkit listrik mobile senilai USD 18 triliun. Chevron akan menggunakan listrik untuk mengkompres dan mendinginkan gas alam menjadi cairan yang dapat dikirimkan ke pelanggan di seluruh dunia.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)