JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengklaim gas dari Blok Masela sudah mendapat calon pembeli. Pembeli gas tersebut akan menyerap seluruh bagian gas pipa yang bisa diproduksikan Masela sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Sekarang sudah ada yang mengincar untuk yang 150 mmscfd, dari industri petrokimia,” kata Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin malam (25/3).

Baca juga  2019, SKK Migas Prioritaskan Empat Proyek Hulu Migas

Blok Masela  rencananya akan memiliki produksi gas untuk dialirkan ke pipa gas sebesar 150 MMSCFD. Sebagian besar gas akan menjadi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dengan total volume mencapai 9,5 juta metrik ton per annum (MTPA).

Saat ini SKK Migas masih melakukan evaluasi teknis skema desain pengembangan Blok Masela agar mengerucut menjadi biaya pengembangan yang rasional dan efisien.

“Kami kan mereview terus aspek teknisnya. Karena aspek teknis itu termasuk safety yang diberikan. Kalau misalnya  bikin bangunan, supaya tahan gempa tembok dibikin dengan ketebalan satu meter itu kan safety juga, tapi kan itu berlebihan. Kayak angka-angka seperti itu kita diskusikan. Yang penting nanti bagaimana capex bisa yang rasional,” ungkap Dwi.

Baca juga  Biaya Terlampau Tinggi, Pembahasan Revisi Rencana Pengembangan Blok Masela Masih Alot

Dwi menegaskan pemerintah masih konsisten untuk mengembangkan Blok Masela dengan skema onshore atau membangun fasilitas pengolahan di darat. Dengan adanya fasilitas di darat diharapkan bisa memberikan multiplier effect lebih besar kepada masyarakat.

“Pastilah ( di darat),  lebih bagus di darat kok. Di darat cost-nya juga lebih rendah dari yang floating. Multiplier effectnya untuk daerah juga besar,” katanya.(RI)