JAKARTA – Pertamina New and Renewable Energy (NRE) dan Pondera Development BV (Pondera) telah menandatangani nota kesepahaman tentang pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Melalui nota kesepahaman ini, kedua pihak sepakat untuk fokus berkolaborasi dalam pengembangan PLTB di beberapa wilayah dimana kolaborasi tersebut mencakup kerja sama strategis, teknis, maupun komersial.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan Eric Arends selaku Vice Chairman Pondera Group. Kesepakatan ini merupakan bagian dari langkah awal Pertamina NRE untuk memperluas portofolio energi hijau, salah satunya melalui pengembangan PLTB.

Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE, mengungkapkan potensi tenaga angin di Indonesia cukup besar. Menurutnya Pertamina memandang potensi ini sebagai peluang yang sangat baik bagi perusahaan untuk memperluas portofolio energi bersih sekaligus mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.

“Pertamina NRE sangat antusias dengan kerja sama strategis ini karena Pondera telah berpengalaman dalam pengembangan PLTB terutama di Eropa,” kata Dannif (22/4).

Sebagai konsultan dan pengembang energi terbarukan global, Pondera diyakini memiliki pengalaman mumpuni dalam mengembangkan proyek energi angin di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore) di Eropa dan di Asia. Pengalaman yang dimiliki perusahaan asal Belanda ini meliputi pengukuran angin, studi kelayakan, permodelan angin, teknik PLTB, dan manajemen konstruksi. Sampai saat ini, Pondera telah menangani proyek energi angin lebih dari 12 GW di berbagai negara.

Eric Arends, Vice Chairman Pondera Group, mengaku kerjasama dengan Pertamina bisa mendukung transisi energi yang sedang diusahakan oleh Indonesia.

“Bersama dengan energi surya dan panas bumi, energi angin akan berperan penting dalam bauran energi Indonesia di masa depan. Kerja sama strategis ini menjadi upaya perwujudan strategi tersebut dengan menggabungkan pengetahuan teknis dan kapasitas pengembangan dari kedua belah pihak,” ujar Eric.

Indonesia memiliki potensi energi angin yang cukup besar. Dari hasil kajian Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), ada beberapa lokasi di Indonesia yang cukup berpotensi untuk pengembangan PLTB, yaitu di antaranya pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT, dengan kecepatan angin rata-rata 8 m/s terjadi pada periode Juni, Juli, dan Agustus.

Saat ini PLTB yang telah beroperasi di Indonesia berada di Sidrap sebesar 75 MW dan di Jeneponto sebesar 60 MW. Keduanya berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Bauran Energi Nasional (BEN), PLTB ditargetkan mencapai 255 MW pada tahun 2025. Dengan inisiatif kerja sama strategis ini, Pertamina NRE berpeluang untuk berkontribusi dalam pencapaian target BEN Pemerintah Indonesia. (RI)