JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) segera melanjutkan rencana hilirisasi, kali ini dengan memproduksi karbon aktif dari bahan baku batu bara setelah Head of Agreement (HoA) dengan produsen dan pemasok karbon aktif Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia ditandatangani.

Karbon aktif sendiri adalah salah satu upaya hilirisasi di mana batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.

Fuad IZ Fachroeddin, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam,  mengatakan karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.

Kesepakatan antara Bukit Asam dan Activated Carbon Technologies PTY, Ltd berupa pemanfaataan karbon aktif yang akan diproduksi Bukit Asam. Dalam HoA ini, ACT bertindak sebagai calon offtaker karbon aktif yang akan diproduksi dan diolah Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

“Kualitas produk dan term komersial lainnya akan disepakati lebih lanjut oleh para pihak dalam perjanjian jual beli yang lebih rinci,” kata Fuad, Selasa (5/1).

Bukit Asam berencana membangun pabrik di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12 ribu ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60 ribu ton batu bara per tahun.

Fuad mengatakan persiapan Front End Engeneering Design (FEED) untuk pabrik akan dimulai pada 2021.

“Ini kembali menjadi milestone bagi Bukit Asam dengan penandatanganan HoA bersama Activated Carbon Technologies PTY, LTD yang akan menjadi offtaker 12 ribu ton karbon aktif per tahun. Diharapkan pada tahun 2023, realisasi pengapalan pertama karbon aktif dari Tanjung Enim ke pelabuhan di Australia dapat terwujud,” ungkap Fuad.

Kerja sama ini kata Fuad merupakan bukti transformasi Bukit Asam yang terus mendorong nilai tambah hasil pertambangan batu bara.

Peter Cullum CEO dan Founder ACT, mengatakan potensi besar dari hilirisasi baru bara bisa diciptakan dari kerja sama ini.

Berdiri sejak 2003 di Perth, Australia, ACT yang menjadi offtaker karbon aktif Bukit Asam selama ini dikenal sebagai perusahaan dan pemasok karbon aktif ternama di dunia. ACT memiliki kapasitas produksi karbon aktif di atas 40 ribu ton per tahun dengan pasar global yang meliputi Australia, Selandia Baru, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.

“Kami melihat adanya kesempatan yang sangat baik dan kemungkinan besar kesuksesan yang lebih besar dari kerja sama ini. Selain hal tersebut, kami juga melihat adanya pertumbuhan permintaan karbon aktif yang terus bertambah dan bisa kami optimalkan untuk merambah pasar lebih luas di dunia,” kata Peter.(RI)