JAKARTA – PT Freeport Indonesia  membuka peluang untuk meminta tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga seiring potensi peningkatan produksi. Saat ini, Freeport McMoRan Inc, perusahaan induk operasional, tengah mengkaji penambahan produksi dari tambang terbuka (open pit) yang akan menjadi salah satu syarat untuk mengajukan penambahan kuota ekspor.

Kathleen Quirk, Direktur Keuangan Freeport McMoRan,  mengatakan jumlah produksi konsentrat yang bisa bertambah tidak terlalu besar,  bahkan tidak sampai 50% dari kuota ekspor yang diberikan pemerintah Indonesia.

“Saya pikir sekitar 40.000 ton konsentrat (tambahan produksi), Itu bukan jumlah yang besar, tapi kiami menginginkan fleksibilitas,” kata Quirk dalam conference call kinerja Freeport belum lama ini.

Quirk mengatakan, Freeport tetap fokus agar produksi konsentrat kembali dalam performa terbaik setelah mengalami transisi dari kegiatan tambang terbuka ke tambang bawah tanah.

Dalam rencana perusahaan produksi konsentrat akan meningkat bertahap dalam dua tahun ke depan.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat dikonfirmasi mengaku belum menerima rencana pengajuan penambahan kuota ekspor Freeport. Jika ingin menambah kuota ekspor maka harus sesuai dengan kapasitas terpasang smelter.

“Sesuai kapasitas smelter terpasang. Kalau tidak sesuai kapasitas terpasang, ya tidak bisa,” kata Bambang.

Saat ini, Freeport sudah mengantongi izin ekspor konsentrat dengan volume sebesar 198.282 ton. Kuota tersebut anjlok drastis dibanding dengan kuota sebelumnya yang mencapai 1,25 juta ton.(RI)