JAKARTA – Kementerian ESDM terus berupaya untuk menggenjot pemerataan askes listrik ke wilayah pelosok di Indonesia. Salah satunya dengan menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100% pada 2022. Namun demikian, ada beberapa hambatan dalam menghadirkan jaringan listrik ke wilayah terpencil. Salah satunya di wilayah Papua yang sangat dipengaruhi faktor keamanan.

Jisman Hutajulu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pemerintah tengah berupaya agar target rasio elektrifikasi tersebut dapat tercapai pada tahun depan.

Hingga saat ini, rasio elektrifikasi sendiri telah mencapai 99,40%. Tahun ini pemerintah menargetkan setidaknya 300 desa dapat teraliri listrik. Meski begitu, Jisman mengakui bahwa untuk menghadirkan listrik ke 68 desa di wilayah Papua masih menemui sejumlah hambatan.

“Namun di daerah papua ada 68 Desa. Kami belum bisa masuk dan belum bisa survei ke sana karena survei keamanan. Kita harapkan bantuan dari TNI. Berbagai cara kita carikan supaya dapat melistriki,” kata Jisman disela INDO EBTKE CONEX 2021, Selasa (23/11).

Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan jadi salah satu prioritas kami sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan.lk on

Dalam rangka menggenjot infrastruktur kelistrikan, pemerintah menargetkan adanya penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik EBT mencapai 20.923 MW hingga 2030 nanti.

Kementerian ESDM sendiri mencatat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.469 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4% per tahunnya. Pembangkit EBT jadi salah satu strategi untuk mengejar target rasio elektrifikasi.

Tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada periode Januari hingga September 2021 sebesar 386 Megawatt (MW). Salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT melalui surya maupun air.

Secara rinci tambahan 386 MW ini berasal dari PLT Air Poso Peaker 2nd Expansion sebesar 130 Mega Watt (MW), 12 unit PLT Mikrohidro 71,26 MW, 2 unit PLT Panas Bumi 55 MW, PLT Bioenergi 19,5 MW, dan PLT Surya Atap 17,88 MW.

Melalui grafik pertumbuhan ini, pemerintah menurutnya optimistis bisa mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada 2025. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah meningkatkan porsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara 2021 – 2030 yang lebih hijau, yaitu 51,6%. (RI)