JAKARTA – ExxonMobil melalui anak usahanya Exxon Mobil Cepu Limited operator lapangan Banyu Urip di blok Cepu menyatakan akan terus menjajaki opsi-opsi untuk mengoptimalkan produksi Blok Cepu secara aman dan andal,

Azi N Alam, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, mengatakan Banyu Urip adalah sumber daya produktif kelas dunia. Berdasarkan hasil kajian teknis perusahaan, recoverable reserve Banyu Urip telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari PoD awal sebesar 450 juta barel minyak (MMBO), menjadi 940 MMBO.

“Awal tahun ini, Banyu Urip telah melampaui komitmen PoD awal-nya dengan telah memproduksikan lebih dari 450 MMBO sejak start-up di bulan Januari 2016,” kata Azi di Jakarta, belum lama ini.

Pencapaian ini merupakan bukti pengelolaan reservoir yang prudent. Sebagai tulang punggung produksi minyak nasional, Exxon berharap dapat memproduksikan lebih dari dua kali lipat dari target awal.

Menurut Azi, sesuai dengan Rencana Pengembangan atau Plan of Development (PoD) Banyu Urip, periode puncak produksi diperkirakan sekitar dua tahun dengan rata-rata produksi tahunan sebesar 165 ribu barel per hari (bph).

“Meskipun demikian, semenjak full facility start-up, kami telah berproduksi puncak hingga 225.000 bopd selama sekitar 5 tahun,” kata dia.

Laju produksi lapangan Banyu Urip telah meningkat sebesar 30% dari PoD awal, dan puncak produksi tiga tahun lebih lama dari perkiraan semula. “Dikarenakan karakteristik alami dari reservoir, yang umum berlaku di seluruh dunia, kami perkirakan produksi minyak Banyu Urip akan menurun,” ujar Azi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengantisipasi mulai berakhirnya fase puncak produksi Lapangan Banyu Urip.

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas,  sebelumnya mengatakan dalam proyeksi rencana pengembangan Lapangan Banyu Urip sebenarnya masa puncak produksi sudah lewat karena diperkirakan bisa berproduksi hanya 18 bulan. Tapi pada kenyatannya Exxon bisa menjaga masa puncak produksi lebih dari lima tahun dan diperkirakan berakhir pada 2020. Untuk itu, SKK Migas dan ExxonMobil terus berkoordinasi dan berupaya agar umur produksi Blok Cepu tidak berkurang secara drastis.

Menurut Julius, puncak Blok Cepu yang saat ini berproduksi di atas 220 ribu bph atau lebih 228 ribu bph maksimum, bahkan pernah menyentuh 300 ribu bph.

“Performance Lapangan Banyu Urip sudah jauh di atas yang kita rencanakan. Sesuai dengna persetujuan PoD areal Banyu Urip plateu-nya sekitar 18 bulan pertama. Nyatanya sudah lima tahun lebih masih bisa perform,” kata Julius dalam konferensi pers akhir 2020, belum lama ini.

Beruntung hingga tahun ini pihak Exxon sudah merencanakan produksi yang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Itu artinya kontraktor sukses memperpanjang umur sumur.

Menurut Julius, secara teknis kondisi reservoir Lapangan Banyu Urip sangat bagus karena sedikitnya kandungan air

“Decline karena kondisi , namun masih ada berita bagus karena pressure turun tapi belum ada water cut yang naik. Di hasil wpnb 2021 saya melihat 220 ribu juga  turunya tidak akan drastis kita akan maintain terus,” kata Julius.(RI)