JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memastikan tidak jadi menjalankan kebijakan pengurangan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium menjelang dan saat pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September mendatang.

Gigih Wahyu Iranto, Senior Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina, mengatakan Premium tetap akan didistribusikan dan volumenya akan dikurangi secara bertahap. Itupun sebagai wujud implementasi dari pemberlakukan regulasi Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan yang menginginkan  peningkatan kualitas udara melalui penekanan emisi gas buang dengan penyediaan BBM berstandar Euro 4.

“Tidak ada hubungan sama Premium, Premium itu tetep ada,” kata Gigih saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (16/4).

Penyediaan Premium bukan berarti Pertamina tidak menjalankan ketetapan Kementerian LHK terkait emisi gas buang. Penyediaan BBM Euro 4 tetap dilakukan dengan menambah jumlah pasokan Pertamax Turbo, jenis BBM yang paling mendekati standar Euro 4 dengan pengurangan sulfur dibawah 50 ppm. Berdasarkan data KLHK sulfur BBM Pertamina rata-rata masih diatas 50 ppm.

Menurut Gigih, untuk kawasan Jakarta saja sudah ada 360 SPBU yang menyediakan Pertamax Turbo.  Nantinya akan terus dilakukan penambahan di SPBU wilayah lainnya.

Pertamina mengakui butuh waktu untuk menyediakan Pertamax Turbo di seluruh Indonesia. Untuk saat ini pasokannya masih bisa dipenuhi dari kilang Balongan. Namun jika terus bertambah, Pertamina bisa saja mengimpor sambil menunggu kesiapan proyek Langit Biru Cilacap.

“Kalau kurang kami impor, yang masalah kalau distribusi kan harus merata,” ungkap Gigih.

Dalam surat Menteri LHK kepada Presiden No : S.108/Menlhk/Setjen/PKL.3/3/2018  tentang BBM Euro 4 dan  kualitas udara dalam rangka Asian Games berisi laporan menteri untuk menindaklanjuti penyiapan udara yang baik dari ukuran unsur timbal (pb) dalam bahan bakar dengan Euro 4 dan dikaitkan dengan Asian Games 2018 guna menjamin kualitas udara yang bersih dan sehat bagi para atlet.

Seiring penyelenggaraan Asian Games pada Agustus 2018 dan pertemuan IMF di Bali pada Oktober 2018 telah dibahas bersama Kementerian LHK, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN dan  Pertamina agar Pertamina dapat menjamin pasokan dan distribusi bahan bakar bensin kualitas Euro 4, yaitu Pertamax Turbo selambatnya pada Mei 2018 dan wajib tersedia untuk wilayah atau Jabodetabek, Palembang, Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi dan Labuan Bajo.

Selain itu, Permen KLHK No P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe M, kategori tipe N dna O (Euro 4) yang berlaku sejak 10 Maret 2017 untuk kendaraan tipe baru dan 10 Juli 2018 untuk kendaraan yang sedang diproduksi berbahan bakar bensin.

Siti Nurbaya, Menteri LHK, mengatakan atas permintaan Pertamina akhirnya pemerintah akan memberikan waktu sebagai masa transisi penyediaan BBM Euro 4.

“Saya sudah diskusi dengan Pertamina dan Menteri Perindustrian terhadap Euro 4. Perlu ada pengecualian, ada transisi untuk kendaraan-kendaraan tertentu, dari beberapa jenis ada relaksasinya. Saya juga bilang pada Pertamina, itu harus dibaca dia harus menyiapkan distribusi ketersediaan dari Euro 4,” ungkap Siti.

Masa transisi yang diminta Pertamina, kata Siti adalah selama enam bulan yang dimulai dari September 2018. Selain itu, pengoperasian ada wilayah yang menjadi sasaran utama dalam penerapan BBM standar Euro 4.

Menurut Siti, mau tidak mau peningkatan kualitas bahan bakar  harus dilakukan karena sebenarnya telah dimandatkan sejak 2010.

“Kami menerapkan kalau bisa di daerah yang padat dulu. Kami minta didahulukan itu di Bali dan Jabodetabek. Inget loh ini pembahasannya sejak 2010-2011,” tandas Siti.(RI)