JAKARTA – Pemanfaatan energi nuklir untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diklaim mampu mendorong industrialisasi dalam negeri. Kurtubi, Anggota Komisi VII DPR, mengatakan pada dasarnya PLTN memiliki tingkat keamanan yang  tinggi.

“Keamanan PLTN amat sangat aman. Kita terbius oleh NGO, seolah PLTN  membahayakan sehingga anti terus. Kapan kita menjadi negara maju kalau listriknya hanya seperti sekarang,” kata Kurtubi dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (17/12).

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) saat ini terus melakukan kajian opsi nuklir sekaligus  mensosialisasikan kelebihan dan risiko pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

BATAN fokus pada upaya pengembangan Reaktor Daya Eksperimental (RDE), yang telah digagas sejak 2015. RDE telah mencapai babak baru dengan diselesaikannya dokumen Basic Engineering Design (BED).

RDE merupakan reaktor riset yang digadang dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas 10 MWt atau sekitar 3 MWe dan bisa dipakai untuk penerangan 2.000 rumah warga. RDE nantinya akan dijadikan sebagai percontohan bagi seluruh masyarakat bahwa bangsa Indonesia mampu membangun dan mengoperasikan reaktor dengan aman dan selamat.

Dengan diluncurkannya dokumen Basic Engineering Design semakin mempertegas bahwa bangsa Indonesia mampu menyusun desain RDE sebagai cikal bakal reaktor PLTN.

PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (flsi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2.000 MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1.200 MWe. Hingga 2015 terdapat 437 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya sekitar1/6 dari energi listrik dunia. Sampai saat ini sekitar 66 unit PLTN sedang dibangun di berbagai negara, antara lain China 28 unit, Rusia 11 unit, India 7 unit, Uni Emirat Arab empat unit, Korea Selatan empat unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing dua unit.

PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Namun pada beberapa pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah memungkinkan untuk menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti uranium dan plutonium.

“Energi terbarukan yang mampu mendorong industrialisasi adalah energi nuklir. PLTN harus masuk dalam sistem kelistrikan nasional,” tandas Kurtubi.(RA)