JAKARTA – PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi terintegrasi, memproyeksikan kinerja keuangan 2018 akan lebih baik dibanding tahun lalu. Salah satu faktor pendorong peningkatan kinerja Elnusa adalah pengelolaan blok Mahakam yang kini dikontrol penuh PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Mahakam.

Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, mengatakan kinerja Elnusa pada 2017 kurang menggembirakan yang disebabkan berbagai faktor. Namun pada awal 2018 kegiatan pengeboran di blok Mahakam sudah bisa maksimal dan akan sangat signifikan mempengaruhi kinerja keuangan.

“Kami targetkan naik dari tahun lalu, pokoknya naik. Prospek lumayan Mahakam yang m sudah mulai dioperasikan Pertamina, kami ada drilling oilfield services. Best practice yang dilakukan pada tahun sebelumnya kami lanjutkan. Kegiatan Januari-Februari positif dibanding tahun lalu,” kata Tolingul kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

Menurut Tolingul, kontrak pekerjaan Elnusa di Mahakam sejak masih dikelola PT Total E&P Indonesie, setelah pengelolaan beralih ke Pertamina maka sesuai ketetapan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) kontrak yang ada mengalami mirroring atau dilanjutkan.

“Kontrak sudah ada dari zaman Total, kami mirroring. Tapi ada kontrak yang tidak sesuai karena tidak ada kegiatan waktu transisi. Kontrak sampai tiga tahun kedepan mulai 2018,” ungkap Tolingul.

Elnusa pada 2017 membukukan laba bersih Rp247,14 miliar, turun 20,5%  dibanding raihan 2016 sebesar Rp310,91 miliar. Penurunan laba bersih disebabkan besarnya kenaikan beban pokok yang mencapai Rp1,39 triliun atau 46,4% lebih tinggi dibanding 2016 sebesar Rp3 triliun. Serta kenaikan beban umum dan administrasi.

Tolingul optimistis kinerja keuangan tahun ini positif. Selain di blok Mahakam, Elnusa juga memiliki kontrak survei seismik dari PT Pertamina EP. “Beberapa seismik Pertamina EP masih lanjut, mudah-mudahan ada seismik baru,” tukasnya.

Selain dari sisi hulu, peningkatan kinerja Elnusa akan ditopang dari sisi jasa penunjang di sektor hilir migas, diantaranya transportasi BBM, manajemen depo maupun bisnis perdagangan BBM industri marine. “Kawan-kawan targetkan cukup signifikan, khususnya di downstream,” kata Tolingul.(RI)