SUMEDANG – Pemerintah menargetkan mulai bisa melakukan aktivitas pengeboran dalam rangka pengembangan panas bumi di wilayah Gunung Tampomas pada tahun ini.

Harris, Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  mengungkapkan dari hasil kajian yang ada menunjukkan bahwa potensi panas bumi di lokasi tersebut dinilai layak memenuhi syarat untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Menurut dia wilayah ker panas bumi (WKP) Gunung Tampomas telah dikembalikan oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan selanjutnya eksplorasi akan didanai oleh pemerintah.

“Wkp ini sudahdikembalikan ke Pemerintah. Pemerintah akan melakukan survey dan eksplorasi dengan anggaran APBN sebelum ditawarkan kembali ke badan usaha,” kata Harris kepada Dunia Energi, Kamis (4/3).

Kementerian ESDM juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang dan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) guna mematangkan rencana ekplorasi di sana.

“Pemilihan lokasi program eksplorasi panas bumi oleh Pemerintah di wilayah Gunung Tampomas tersebut berdasarkan rangking yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi dan surat permohonan Bapak Bupati Sumedang kepada Menteri ESDM,” ujar Harris.

Berdasarkan hasil studi Badan Geologi, sambung Harris, wilayah Gunung Tampomas memiliki sumber daya panas bumi sebesar 100 Mega Watt (MW) dengan rencana pengembangan sebesar 55 MW.

Pengembangan WKP Tampomas sendiri akan mulai dilakukan pada 2021 dan 2022, meliputi kegiatan sosialiasai, koordinasi hingga pengurusan perizinan seperti Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) – Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Surat Izin Pengusahaan Air Tanah (SIPA), izin lokasi dan sebagainya.

Milestone pelaksanaan ekplorasi panas bumi oleh pemerintah akan dimulai tahun ini hingga 2025,” ungkap Harris.

Program eksplorasi panas bumi oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya panas bumi sehingga mengurangi risiko kegagalan para pengembang. “Ini tentu merupakan upaya positif dari Pemerintah guna mendukung ketersedian energi yang berasal dari panas bumi,” kata Harris.

Panas bumi diharapkan dapat berperan dengan menyumbangkan 7.241,5 MW kapasitas terpasang di tahun 2025. Saat ini, jumlah kapasitas terpasang baru 2.130,7 dari 4.793 MW dimana Jawa Barat menyumbang paling besar sebesar 1.193,8 MW.

“Hasilnya sangat positif meskipun awal-awal pelaksanaan kegiatan panas bumi banyak dinamika. Yang paling penting adalah sinergi semua pihak melihat semua ini sebagai proyek kepentingan bersama,” tegas Harris.

Di samping itu, keberdaan pembangkit listrik panas bumi mampu menyerap banyak tenaga kerja. “Kira-kira satu PLTP bisa menampung 400 orang mulai dari proses buka lahan, eksplorasi sampai ekploitasi dan pengembangan,” kata Harris.

Dony Ahmad Munir, Bupati Sumedang, optimistis proyek PLTP Gunung Tampomas akan memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat. “Saya harap proyek ini ada akselerasi lebih cepat seiring mulai dilaksanakannya sosialisasi kepada masyarakat, identifikasi dan solusi permasalahannya apa,” kata Dony.

Pemkab Sumedang sendiri akan menyusun langkah-langkah sistematis dengan metode pentahelix. “Saya yakin dengan konsolidasi birokrasi dan mobiliasi modal sosial masyarakat masalah-msalah di lapangan akan teratasi,” kata Dony.(RI)