JAKARTA– PT Pertamina International Shipping (PIS) ekspansi bisnis ke pengangkutan petrokimia kargo curah jenis produk Green Coke untuk pertama kalinya.

Pengangkutan dan pengiriman kargo curah ini menggunakan kapal General Cargo Georgia Sejahtera dari Refinary Unit (RU) II Dumai ke Surabaya, dengan skema incoterm CFR (Cost and Freight).

Pencapaian ini merupakan kolaborasi antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai produsen green coke, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai penjual kargo ke customer (trading arm) , serta PT PIS sebagai penyedia jasa angkutan.
Pemuatan perdana produk Green Coke ini berlangsung pada Kamis(19/5) di Dumai dengan rencana ketibaan kapal di Pelabuhan Bongkar pada Rabu(25/5) di Surabaya.

Harry Budi Sidharta, Direktur Niaga PIS, mengatakan pengangkutan kargo green coke dari Dumai ke Surabaya ini merupakan milestone bagi PIS untuk masuk ke bisnis pengangkutan curah non-tanker yang sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan shipping terkemuka di Asia.

“Ke depannya PIS akan aktif mendukung kegiatan pengiriman kargo curah Pertamina Group lainnya, seperti kargo sulfur, maupun potensi kargo curah di market seperti angkutan batu bara, angkutan bahan pangan, semen, dan lain sebagainya,” ujar Harry.

Green coke adalah salah satu produk Petrochemical Pertamina Non Liquid yang dihasilkan di Refinery Unit II Dumai, yang dapat digunakan oleh konsumen kargo sebagai bahan baku Calcined Coke, yang digunakan sebagai bahan pengurai pada pabrik alumunium. Green Coke juga digunakan eeduktor dalam proses peleburan timah, bahan penambah kadar karbon pada industri logam atau pelebur baja, serta bahan bakar pada industri semen dan pembangkit listrik.

Produk ini dipasarkan oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN) untuk memenuhi konsumen domestik maupun Internasional secara regular.
Setelah pencapaian ini, PIS juga berencana untuk terus mengembangkan bisnis angkutan curah melalui kepemilikan kapal general cargo.

“Pengiriman ini merupakan milestone berkelanjutan bagi PIS untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga membutuhkan banyak pengangkutan curah antar pulau. Kami juga berharap sinergi dan kolaborasi antara Pertamina Group dapat berjalan terus dan semakin berkembang,” kata Harry.