Hingga November 2018, Elnusa membukukan pendapatan sebesar Rp5,9 triliun dan laba bersih Rp251 miliar.(Foto.Doc/Dunia-Energi)

JAKARTA – PT Elnusa Tbk (ELSA), perusahaan jasa energi terintegrasi mengubah strategi bisnis di 2019 dengan masuk ke beberapa bisnis baru untuk memperkuat portofolio. Skema bisnis yang dikembangkan Elnusa diantaranya skema bisnis berbasis aset, penjajakan pada lini servis midstream migas dan energi baru terbarukan, serta memulai inisiatif bisnis digital maupun pengembangan jasa yang ada dengan value preposition digital.

Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, mengungkapkan beberapa aksi yang akan diimplementasikan diantaranya dengan mengembangkan bisnis BBM maupun Avtur. Elnusa juga siap merambah bisnis pengelolaan kilang migas.

Selain itu, dengan mulai pesatnya perkembangan energi baru terbarukan, Elnusa juga tidak segan terjun dalam bisnis energi masa depan dengan dibarengi inisiatif bisnis digital.

“Pengembangan bisnis TBBM, depot maupun DPPU dengan skema kepemilikan aset, pengoptimalan kompetensi operasi dan maintenance kilang migas, serta penjajakan bisnis energi baru terbarukan dan digital merupakan beberapa prospek bisnis baru yang akan dikejar,” kata Tolingul dalam keterbukaan informasinya, Jumat (1/2).

Menurut Tolingul, dalam menghadapi fluktuasi harga minyak dunia, strategi keseimbangan portofolio merupakan upaya untuk tetap menghasilkan kinerja positif. Fokus kinerja diarahkan pada jasa hulu migas berbasis non-aset serta jasa distribusi dan  logistik energi. Hal ini merupakan strategi adaptasi untuk memanfaatkan peluang kondisi industri migas saat ini.

Elnusa juga akan mengembangkan fokus bisnisnya saat ini. Apalagi dengan bertambahnya jumlah blok migas yang dikelola PT Pertamina (Persero) tentu bisa jadi peluang baru.

“Elnusa merupakan bagian dari Grup Pertamina. Pertamina saat ini mendapatkan kesempatan mengelola beberapa wilayah kerja migas yang telah habis masa kontraknya. Tentunya pengelolaan ini membutuhkan kontraktor jasa, dan Elnusa berharap akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar dalam rangka sinergi Pertamina Group,” kata Tolingul.

Hingga November 2018, Elnusa membukukan pendapatan sebesar Rp5,9 triliun dan laba bersih Rp251 miliar (unaudited). Hal ini meningkat  dibandingkan periode yang sama 2017 yang  mencatatkan pendapatan Rp4,4 triliun dan laba  bersih Rp202 miliar. Pendapatan usaha dan laba bersih tumbuh 34% dan 24% dibandingkan  2017.

“Melalui peluang-peluang yang ada, diversifikasi kompetensi serta nilai tambah total solution services yang kami berikan untuk jasa klien, kami optimis kinerja Elnusa akan lebih baik lagi pada tahun mendatang,” tandas Tolingul.(RI)