JAKARTA– Kabar kisruhnya konsorsium pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa I terus berlanjut. Kali ini giliran Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, induk usaha PT Pertamina Power Indonesia (PPI), sekaligus pimpinan PT Jawa Satu Power, konsorsium pengembang PLTGU Jawa 1, yang sedikit meradang.

Orang nomor satu di Pertamina itu terlihat gusar saat dimintai konfirmasi terdepaknya Ginanjar Sofyan dari kursi Dirut PPI sebagai dampak dari “sengketa” Sofyan dengan Marubeni Corp, salah satu anggota konsorsium Jawa Satu Power. Sofyan sebelumnya melaporkan tindakan tidak elok Marubeni sebagai anggota konsorsium Jawa Satu Power (JSP) kepada Dewan Direksi PT Pertamina (Persero). Bukannya membela anak buah, justru Sofyan dibebastugaskan dari posisinya  sebagai Dirut PPI dan pimpinan di JSP.

Sempat bungkam ketika ditanya penyebab surat pembebastugasaan Ginanjar sebagai Dirut PPI, Nicke dengan nada emosi membantah adanya unsur politis dalam pembebastugasan mantan Vice President di Direktorat Gas semasa jabatan tersebut dipegang Yenny Andayani itu sebagai Dirut PPI. “Tidak ada (unsur politis),” kata Nicke kepada Dunia-Energi, sambil langsung masuk dan menutup pintu mobil Toyota Alphard Hitam di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (11/11). Nicke saat itu mengenakan busana warna putih.

Direksi Pertamina sebelumnya meneken surat pemberhentian Ginanjar. Surat itu berisi pencopotan yang bersangkutan sebagai dirut PPI dan pimpinan konsorsium PLTGU Jawa-1. Sumber Dunia-Energi yang mengetahui proses pencopotan Ginanjar juga membisikkan,  pada Selasa sore pekan lalu juga ada pertemuan  khusus antara Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajuddin Noor bersama dua direktur Pertamina dan Ginanjar. Kabarnya, dalam pertemuan itu, Ginanjar ditawari jabatan dirut anak usaha lain Pertamina, tapi yang bersangkutan menolak.

Pencopotan tersebut diduga terkait “perseteruan” Ginanjar dengan Marubeni, perusahaan Jepang yang jadi mitra PPI di proyek PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.760 megawatt yang dibangun di Cilamaya, Kabupaten Karawang.

Manajemen Pertamina dan para komisaris PPI juga tidak membantah akan adanya pergantian Ginanjar. Namun sampai saat ini belum ditetapkan pengganti yang bersangkutan, kendati santer disebut mantan direktur PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), perusahaan distribusi dan transmisi gas terbesar di Tanah Air. (RI)