JAKARTA– Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyambut positif inisiasi program PFPreneur karena melibatkan perempuan untuk berkontribusi langsung terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi, program ini merupakan wujud dukungan Pertamina agar bangsa Indonesia dapat segera keluar dari beban pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada perekonomian nasional.

“PFPreneur menjadi bagian solusi penciptaan lapangan kerja dan menghidupkan kembali ekonomi melalui kewirausahaan kelompok perempuan. Kekuatan perempuan adalah pada ketangguhan dan kesabarannya dalam berwirausaha,” ujar Nicke saat memberikan sambutan pada peresmian PFPreneur secara daring pada Jumat (2/10) bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Pada acara peluncuran, tiga UMKM yaitu Sekar Kawung, Padu Padan, dan Cita Tenun Indonesia, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pertamina Foundation.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina. (foto: dokumentasi Pertamina Foundation)

 

Menurut Nicke, PFPreneur adalah program Women Leaders and Entrepreneurs yang bertujuan mengembangkan kewirausahaan perempuan yang unggul berbasis pengelolaan usaha modern dan berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan teknologi dengan akses permodalan Program Kemitraan PT Pertamina (Persero). “Women Leaders adalah aktor perempuan muda yang mampu menjadi motor penggerak bagi anggotanya untuk secara bersama lebih ulet dan kreatif mengembangkan kewirausahaan serta siap sukses bersama program PFPreneur Pertamina Foundation,” kata Nicke.

Agus Mashud S Asngari, Presiden Direktur Pertamina Foundation mengatakan Oktober menjadi bulan untuk para womenpreneurs. Mereka akan memiliki kapasitas yang memadai untuk mengembangkan usaha mikronya menjadi unit usaha menengah atau bahkan makro yang memiliki daya saing pasar sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Menurut Agus, melalui program PFPreneur, Pertamina Foundation akan membentuk 5000 kewirausahaan perempuan selama lima tahun kedepan untuk menjadi kewirausahaan yang unggul berbasis pengelolaan usaha modern, memiliki daya saing pasar, dan memiliki jaringan serta sinergitas kemitraan. Dia menyebutkan, sektor UMKM menjadi fokus dalam program PFPreneur karena UMKM mampu menjadi solusi bagi Indonesia untuk keluar dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Sebelum pandemi mewabah, sektor UMKM berkontribusi sebesar 61,41% (Rp 9,11 triliun) terhadap PDB Indonesia yang mencapai Rp 14.837 triliun dan mayoritas merupakan usaha yang dibangun oleh wirausaha perempuan pada golongan usaha mikro. Karena itu, program PFPreneur menjadi ajang untuk menunjukkan bahwa UMKM milik perempuan Indonesia punya potensi untuk memajukan perekonomian Indonesia dan mampu menjadi Women Leaders yang menginspirasi,” ujarnya.

Dalam program PFPreneur para wirausaha perempuan Indonesia yang ditantang untuk berpartisipasi ialah perempuan yang berusia minimal 18 tahun serta memiliki usaha di bidang kerajinan, kuliner, dan pakaian minimal selama enam bulan. Program ini juga mempunyai kuota khusus untuk perempuan disabilitas, perempuan yang menjadi kepala keluarga, dan kelompok perempuan rentan lainnya. Pendaftaran PFPreneur mulai dari 2 Oktober sampai 25 Oktober 2020 melalui website PFPreneur preneur.pertaminafoundation.org

Para peserta PFPreneur yang terpilih akan mendapatkan paket pelatihan, mentoring, pembinaan mulai dari pengembangan kewirausahaan, dan pengenalan teknologi pendukung usaha e-commerce dari para ahli serta lembaga kementerian. Para peserta juga mendapatkan jaringan usaha dari pengusaha sukses, kesempatan untuk mempromosikan produknya, apresiasi (reward) bagi wirausahawan perempuan terbaik, dan akses permodalan dari Program Kemitraan PT Pertamina (Persero) sampai dengan Rp 200 Juta per-UMKM dengan jasa administrasi hanya 3% per-tahun. Seluruh rangkaian program akan dilakukan secara daring melalui e-learning yang disediakan oleh Pertamina Foundation. (RA)