JAKARTA – Lapangan Sukowati yang dikelola PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) dinilai bisa menjadi model pengelolaan lapangan minyak tua, baik dari sisi cara maupun visi pengelolaan. Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan tim di Lapangan Sukowati brilian menerapkan metode sederhana, namun bisa meningkatkan produksi dengan jumlah signifikan.

“Yang diterapkan Sukowati itu sangat sederhana, yakni menerapkan sebuah infill pengeboran yang pas dengan karakter reservoir atau dengan pengeboran itu sendiri. Kemudian dengan mengatur bagaimana buka tutup reservoir itu dilakukan menjadi pressure balancing,” ungkap Dharmawan disela serah terima Wilayah Kerja Southeast Sumatra (SES) di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu malam (5/9).

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina.(Foto-foto.dok.Dunia-Energi/Tatan Agus RST)

Saat alih kelola WK SES, Dharmawan mengaku sengaja membawa serta manajemen Pertamina EP untuk membagikan cerita kesuksesan tim Sukowati kepada tim di WK SES. Selain Huddie Dewanto, Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Darmawan saat itu juga didampingi Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP.

Lapangan Sukowati yang dikelola Pertamina EP melalui Pertamina EP Asset 4 pada awal September 2018 sukses meningkatkan produksi hingga menembus 10 ribu barel per hari (bph). Padahal sebelumnya produksi Sukowati masih dikisaran enam ribuan bph.

Menurut Dharmawan, apa yang terjadi di Sukowati adalah contoh pengelolaan dengan pemahaman lapangan migas yang tepat dari Pertamina EP. Apabila performa positif ini terus dijaga dan dipertahankan, bukan tidak mungkin produksi Sukowati bisa terus ditingkatkan dalam jumlah yang cukup fantastis.

“Kami sendiri berharap bisa mencapai 20 ribu bph untuk Sukowati. Bayangkan dari enam ribu bph menjadi 20 ribu bph,” ungkap dia.

Dharmawan mengatakan teknik-teknik yang dilakukan tim Sukowati secara garis besar adalah inovasi untuk menemukan dan memahami karakter reservoir dengan baik, sehingga produksi bisa naik itu adalah wujud dari best practice. Ini membutuhkan tenaga kerja yang tekun yang senang melakukan berbagai kajian pengolahan data secara detail. “Itu intinya pengelolaan aset mature adalah harus tekun mencari opportunity seperti itu,” kata dia.

Dharmawan berharap apa yang dilakukan di Sukowati bisa juga dipraktekkan di wilayah kerja Pertamina lainnya. Bukan dari sisi penerapan teknologi atau metode, karena karakteristik masing-masing lapangan atau wilayah kerja juga pasti berbeda, namun dari sisi kemauan serta keuletan dalam menggali potensi sebuah wilayah kerja migas.

“Kami ingin apa yang dilakukan Pak Nanang (Dirut Pertamina EP) membuat yang lain iri, dalam arti positif, mencari opportunity yang sama sehingga produksi bisa meningkat. Jadi meningkatkan gairah untuk yang lain mencoba inovasi sesuatu sederhana tapi belum dicoba. Di seluruh lapangan terutama lapangan terminasi,” tandas Dharmawan.(RI)