JAKARTA– PT Freeport Indonesia (PTFI), perusahaan pertambangan salah satu terbesar di dunia, dikabarkan telah menambah lahan sewa di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang dikelola PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Di JIIPE, AKR Corporindo memiliki 1.800 ha kawasan industri, 800 ha di antaranya telah dikembangkan dan 1985 ha telah disewa untuk lahan smelter oleh PTFI.

“Freeport Indonesia telah menambah beberapa hektare lahan sewa lagi di JIIPE untuk smelter copper (tembaga) yang akan dibangun di Gresik,” ujar Suresh Vembu, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo di Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Suresh mengatakan, KEK JIIPE menyediakan tanah, utilitas, dan layanan pendukung kepada PTFI. Sewa lahan KEK JIIPE berdurasi hingga 80 tahun.

Sebelumnya, pada 27 Agustus 2021, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) dan PTFI menandatangani Perjanjian Sewa Tanah untuk pabrik smelter tembaga dan pemurnian loggam mulia PTFI di KEK JIIPE Gresik. Penandatanganan tersebut dihadiri secara offline oleh Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo, Direktur Utama BKMS Bambang Soetiono, Direktur Utama PTFI Tony Wenas, dan jajaran manajemen senior AKR, BKMS dan PTFI lainnya.

PTFI membutuhkan lahan dan layanan tambahan serta fasilitas di KEK JIIPE Gresik untuk pengembangan, pembangunan dan pengoperasian smelter dan pemurnian tembaga beserta infrastruktur pendukung dan fasilitas terkait. KEK JIIPE akan menyediakan tanah untuk disewakan serta utilitas dan layanan pendukung.

Tony Wenas saat itu menyatakan bahwa proyek smelter tembaga merupakan proyek yang sangat penting bagi PTFI. JIIPE menyediakan fasilitas yang dibutuhkan Freeport seperti kesiapan lahan, kemudahan perizinan dan administrasi, infrastruktur pendukung: pelabuhan, koneksi jalan, dan laydown area.

Suresh mengatakan AKR Corporindo berkomitmen mengembangkan kawasan ekonomi khusus JIIPE. Kawasan industri terintegrasi seluas 3.000 hektare (ha) itu saat ini menampung 16 proyek industri di antaranya pengolahan bahan kimia, makanan, konstruksi, pupuk, pergudangan dan smelter.

KEK JIIPE dikembangkan perseroan bertujuan untuk mendukung produktivitas industri dalam negeri. Dengan adanya fasilitas kawasan industri yang lengkap termasuk infrastruktur pelabuhan dan utilitas lainnya, hal itu bisa mendorong penurunan biaya logistik nasional.

“Saat ini rata-rata biaya logistik di kita mencapai 25% dari keseluruhan biaya produksi, itu tinggi sekali sehingga sulit bersaing dengan negara lain. Untuk itu kami yakin kehadiran JIIPE bisa menekan biaya logistik karena infrastruktur kita lengkap, termasuk ada Kantor Admnistrator juga untuk mengurus segala perizinan,” kata dia.

KEK JIIPE Gresik adalah perusahaan patungan antara AKRA dan PELINDO III dan merupakan salah satu Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) penting di Indonesia. Dibangun dengan luas total 3.000 ha yang terdiri atas kawasan industri 1.761 ha, pelabuhan laut dalam 400 ha, dan kawasan hunian modern seluas 800 ha.

JIIPE dirancang sebagai green project dengan zero water run off dan memiliki fasilitas utilitas yang lengkap. Fasilitas ini menjawab kebutuhan industri dalam menghasilkan efisiensi, serta menjadi sumber recurring income bagi BKMS. Lokasi JIIPE yang terhubung melalui jalur laut, Tol Krian Legundi Bunder Manyar, dan kereta api memberikan kemudahan dalam lalu lintas barang ekspor dan impor di Jawa Timur. (DR)