DENPASAR– PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas mencatatkan kinerja finansial cukup moncer sepanjang 2018. Hingga akhir Oktober 2018, kontraktor kontarak kerja sama (KKKS) di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas itu mencatatkan laba bersih US$ 682 juta atau 100,3% dari target US$ 680 juta. Raihan laba bersih tersebut adalah 83,68% dari target sepanjang 2018 yang diproyeksikan sebesar US$ 815 juta.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur Pertamina EP, mengatakan raihan laba bersih tersebut ditopang peningkatan harga minyak rata-rata sepanjang Januari-Oktober 2018 dibandingkan periode sama tahun lalu. Performa positif keuangan Pertamina EP itu juga ditunjang oleh moncernya kinerja operasi.

“Hingga akhir Oktober 2018, produksi migas kami mencapai 255 MMBOEPD atau 101% dari target dalam RKAP sebesar 253 MMBOEPD. Ini terdiri atas produksi minya 78.480 MBOPD atau 95% dari target 82.700 MBOPD dan produksi gas 1.021 MMSCFD atau 103% dari target 987 MMSCFD,” ujar Nanang dalam media gathering  media lokal di Denpasar, Rabu (28/11).

Menurut Nanang, produksi migas Pertamina berasal dari 2.367 sumur aktif dengan biaya operasi sebesar US$ 17,10 per BOE. Perusahaan juga telah melaksanakan pemboran 71 sumur, sedangkan jumlah workover yang telah dikerjakan sebanyak 136 sumur.

Pertamina EP Asset 5 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara serta Kalimantan Selatan) memberi kontribusi terbesar produksi minyak, yaitu 18 ribu BOPD disusul Pertamina EP Asset 2 (Sumatera Bagian Selatan) sebesar 17 ribu BOPD, dan Pertamina EP Asset 4 (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua) sebesar 16,7 ribu BOPD. Sementara itu, Pertamina EP Asset 1 (Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, dan Sebagian Sumatera Selatan) memberi kontribusi 13,8 BOPD dan Pertamina EP Asset 3 (Jawa Barat) sebear 12,8 BOPD.

“Untuk gas, kontribusi terbesar berasal dari Pertamina EP Asset 2, yaitu 418,3 MMSCFD, disusul Pertamina EP Asset 3 sebesar 265,3 MMSCFD, Pertamina EP Asset 4 sebear 187,1 MMSCFD, Pertamina EP Asset 1 sebesar 62 MMSCFD, dan Pertamina EP Asset 5 sebesar 14,3 MMSCFD,” jelas Nanang.

Dalam upaya peningkatan kinerja, Pertamina EP juga menjalankan strategi-strategi. Langkah yang diambil dari berbagai lini antara lain peningkatan resource replacement ratio (RPR), pengembangan struktur baru, pengembangan peluang baru di strukur lama (existing), optimalisasi produksi eksisting, dan financial excellence.

“Sepanjang Januari-Oktober 2018, kami telah menyelesaikan eksplorasi seismik 2D seluas 680 KM dan seismik 3D seluas 344 KM2. Saat ini terdapat enam proyek yang sedang on going, antara lain EOR Ramba Development Project, EOR Jirak Development Project, Jatiasri Komplek Development Project, Bambu Besar & Akasia Bagus Development Project, serta Tapen Development Project,” ujar Nanang. (DR)