DENPASAR – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), meminta dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di tanah air untuk bersinergi dalam mendorong perkembangan kendaraan listrik.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menyatakan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) sama-sama memiliki peran penting untuk meningkatkan peran kendaraan listrik.

“Kita sekarang kebutuhan besar jadi semuanya (Pertamina-PLN) harus ikut partisipasi ujungnya adalah efisiensi nasional,” kata Arifin saat kunjungannya ke Green Energy Station Pertamina di Denpasar, Selasa (30/8).

Aroma persaingan memang sepintas tercium antara Pertamina dan PLN untuk urusan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik. Pertamina saat ini gencar siapkan charging station di SPBU. Sementara PLN tidak mau kalah dengan kebut penyediaan Statiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai titik.

Pertamina kata Arifin memang harus memperhatikan perubahan bisnis di era transisi energi. Apalagi minyak produksinya juga cenderung menurun. Belum lagi kebutuhan meningkat sehingga impor BBM juga terus tinggi. Pertamina harus antisipasi tantangan usaha jangka panjang.

“Alternatif apa yang harus dipakai ? sekarang minyak buat transportasi nah udah ada jawabannya untuk bisa mengganti minyak dengan listrik. ini akan bertahap,” ujar Arifin.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menjelaskan selain charging station, Pertamina sebenarnya juga bakal fokus untuk menyiapkan fasilitas swap baterai motor listrik.

“Untuk ekosistem EV (electric vehicle) Pertamina masuk di hilir dulu kita mulai roda dua. kita pahami pasar roda dua agak sulit baterai cas di rumah konsep kita jual baterai swap berikan kemudahan bagi kendaraan motor,” ujar Nicke. (RI)