JAKARTA – Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter pada tahun depan diproyeksi akan mendorong peningkatan investasi sektor mineral dan batu bara (minerba) hingga mencapai US$8,87 miliar. Investasi subsektor mineral akan menjadi andalan dibanding batu bara.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, mengatakan investasi di sektor pertambangan juga banyak berasal dari pengerjaan konstruksi dan ekspansi tambang. Hanya saja, investasi untuk smelter masih memegang porsi yang dominan.

“Pada 2020 kemungkinan naik jadi US$ 8,87 miliar. didominasi proyek smelter,” kata Bambang di Jakarta, Kamis (11/7).

Proyeksi investasi tersebut jauh lebih tinggi dibanding proyeksik investasi tahun ini yang dipatok sebesar US$6,17 miliar. Sayangnya meskipun terbilang tidak terlalu besar, realisasi investasi hingga memasuki semester I ini belum mencapai 50%.

Data Kementerian ESDM hingga 10 Juli 2019 menyebutkan, realisasi investasi baru US$2,19 miliar atau setara dengan 35,49% dari target  2019.

Menurut Bambang investasi sangat dipengaruhi oleh harga komoditas. Seperti diketahui harga beberapa komoditas dalam beberapa bulan terakhir sangat fluktuatif bahkan cenderung menurun. Selain itu, dia memprediksi investasi di sektor pertambangan baru akan terkerek naik pada periode kuartal akhir nanti. “Investasi kan berbanding lurus dengan harga, kalau harga bagus kan kerjanya lebih dalam,” kata Bambang.(RI)