Anggota DEN, Herman Agustiawan.

JAKARTA – Menyusul tingginya angka impor bahan bakar minyak (BBM) di 2012, tahun ini pemerintah berencana kembali menggalakkan penghematan di dalam negeri. Namun menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Agustiawan, hal itu sulit dilakukan.

Herman memaparkan, meningkatnya konsumsi energi termasuk BBM di dalam negeri, terjadi seiring peningkatan jumlah penduduk. “Setiap pertambahan jumlah penduduk, tentu berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan energi nasional,” tegasnya pada Selasa, 8 Januari 2013.

Kebutuhan energi, kata Herman, juga dipengaruhi tingkat kualitas hidup seseorang. Seseorang yang duduk di bangku SMA membutuhkan lebih banyak energi seperti listrik dan BBM, dibanding saat masih SMP, terlebih ketika masih SD.

Seseorang yang menjaga keseimbangan antara bekerja, pola makan, olahraga, hiburan, dan rekreasi, termasuk pengobatan dan perawatan rutin kesehatan, relatif mengkonsumsi energi lebih besar dibandingkan mereka yang hidupnya tidak teratur.

Begitu juga dalam mendukung pertumbuhan, perawatan, dan kesehatan para Balita serta Manula. Mereka dipastikan akan menyerap banyak energi karena memerlukan fasilitas pelayanan lebih.

“Membatasi konsumsi bahan bakar minyak juga sulit dilakukan. Secara teori atau diatas kertas mungkin bisa, tapi kenyataannya jauh dari harapan yang diteorikan,” paparnya lagi.

Menurutnya, rencana pemerintah untuk kembali menggalakkan penghematan energi dan konsumsi BBM nasional guna mengurangi impor BBM, sudah tepat. Namun, perlu ada langkah yang lebih bijak di dalam negeri.

“Bisa dilakukan pengendalian impor asal ada solusi di dalam negeri. Salah satunya kembangkan energi terbarukan itu. Kebutuhan, seiring pertambahan penduduk, akan terus meningkat,” jelasnya lagi.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan, impor minyak dan gas bumi (migas) pada November 2012 naik 6,27% menjadi US$4,1 miliar. Dari seluruh impor itu, sebagian besar merupakan impor BBM yang mencapai UD$2,66 miliar.

“Nilai impor November 2012 naik sebesar 9,29% dibandingkan November tahun sebelumnya. Angkanya sebesar US$16,92 miliar,” paparnya, Selasa 8 Januari 2013.

Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan lantas menyatakan, Indonesia perlu mewaspadai meningkatnya angka impor BBM ini. Yakni dengan menekan konsumsi energi di dalam negeri.

Menurut Gita Wirjawan, peningkatan impor migas sepanjang Januari-November 2012, yang mencapai USD38 miliar, harus diwaspadai. Salah satu bentuk yang diwaspadai, yakni subsitusi impor migas.

“Kalau tiap hari dilakukan pesta rakyat dan car free night, maka penggunaan bahan bakar minyak (BBM) akan turun, tapi sejauh ini saya setuju ada penyikapan harga BBM,” paparnya di kantor Kementerian Perdagangan, Jumat, 4 Januari 2013.

(FWP / duniaenergi@yahoo.co.id)