JAKARTA – Konsumsi LPG 3 kilogram bersubsidi diproyeksikan naik 200 ribu-300 ribu ton pada 2019 dibanding tahun ini sebesar 6,6 juta ton. Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019 menyebutkan konsumsi LPG 3 kg sebesar 6,8 juta-6,9 juta metrik ton (MT).

“LPG 3 kg kami melihat demand-nya cenderung naik. Perkiraan (volume) 6,8 juta-6,9 juta metrik ton karena (Indonesia) Timur juga mulai ada (pembagian) paket perdana LPG. Ini pasti akan menambah demand LPG,” ujar Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (23/7).

Hingga akhir 2018, pemerintah memperkirakan realisasi konsumsi LPG 3 kg akan melebihi kuota yang telah ditetapkan. Realisasi konsumsi 2018 diperkirakan sekitar 6,6 juta MT, membengkak dibanding kuota dalam APBN 2018 sebesar 6,45 juta MT. Kenaikan tersebut juga lantaran ada pembagian paket perdana LPG 3 kg di Indonesia Timur. Hingga Juni 2018, realisasi volume LPG 3 kg mencapai 3,2 juta MT.

Jonan menjamin, meskipun realisasi penyaluran LPG membengkak, pemerintah akan tetap membayar subsidi LPG 3 kg. Pembayaran subsidi dihitung atas hasil riil setelah pemeriksanaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) rampung.

“Walaupun kami alokasikan sekitar 6,45 juta metrik ton, realisasinya yang akan diperiksa. Kalau riil-nya lebih, ya subsidi dibayarnya lebih karena dihitungnya per kg LPG subsidi,” tandas Jonan.(RI)