JAKARTA – PT Pertamina Hulu Indonesia, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang diberikan mandat untuk menjadi pengelola Blok Mahakam melalui PT Pertamina Hulu Mahakam menyiapkan delapan program prioritas untuk menjamin kinerja di blok yang berlokasi di Kutai

Blok Mahakam

Kartanegara, Kalimantan Timur tersebut.

Program pertama adalah eksplorasi yang menjadi tuntutan, baik dari manajemen Pertamina maupun pemerintah untuk menambah jumlah cadangan dan umur blok juga bisa diperpanjang.

“Dengan sejumlah perencanaan, Blok Mahakam bisa berproduksi hingga 20 tahun mendatang,” ujar Bambang Manumayoso, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHI) di Jakarta, Kamis.

Program lainnya, pengembangan dengan melakukan manajemen yang baik terhadap reservoir, mengkaji berbagai potensi rencana pengembangan (plan of development/PoD). Lima proyek yang diajukan untuk tahun depan berikut dengan 55 sumur pengembangan.

Ketiga, mempertahankan kinerja produksi dengan memaintain penurunan produksi secara alamiah (decline) melalui penambahan pengeboran sumur. Serta memperbaiki koneksi antar sumur. Pada 2018, Pertamina mempersiapkan 125 workover serta perawatan di 5.500 sumur.

Bahkan jika harga minyak bagus, Pertamina akan mengajukan penambahan aktivitas dari rencana, yakni dua PoD dan pengembangan sumur menjadi 70 sumur, workover ditambah tujuh sumur sehingga menjadi 132 sumur. Serta menambah pengerjaan sumur perawatan sebanyak 101 sumur menjadi 5.601 sumur.

Tidak hanya dari sisi teknis produksi, strategi juga disiapkan dalam proses monetisasi hasil produksi, yakni dengan menjalin hubungan dengan para penyerap gas potensial, optimasi penyerapan gas di sistem bisnis gas di wilayah Kalimantan Timur serta sinergi antar anak perusahaan Pertamina.

Strategi kelima adalah dari sisi manajemen keuangan, terutama dari sisi efisiensi biaya produksi serta meningkatkan revenue melalui peningkatan monetisasi gas.

“Untuk biaya produksi kita sudah bisa optimasi dan efisiensi, sehingga biayanya hanya US$16,5 per barel,” tukas Bambang.

Keenam, Pertamina akan memastikan dari sisi legal atau hukum tidak akan ada permasalahan yang tertinggal terutama setelah proses alih kelola nanti selesai dilakukan.

Strategi ketujuh adalah terkait kualitas keselamatan kerja. Pertamina akan mencontoh pencapaian PT Total E&P Indonesie, pengelola Blok Mahakam hingga 31 Desember 2017. “Kita sudah mengetahui kapasitas Total dalam menjaga kualitas HSSE, itu kita akan tiru,” ungkap dia.

 

 

Terakhir adalah proses transisi sumber daya manusia dan teknologi yang harus berjalan mulus.  Saat ini proses transisi para pekerja di Blok Mahakam juga sudah berjalan lancar.

Menurut Bambang, dari 1.919 total karyawan Total di Blok Mahakam, sebanyak 1.885 karyawan sudah menyatakan bergabung ke Pertamina. “Transfer employee Blok Mahakam, dari Total yang mau bergabung ke PHM sudah 98,23%. Sisanya memasuki usia pensiun dan kaluar atas kemauan sendiri untuk berwirausaha,” tandas dia.(RI)