NEW YORK – Harga minyak berjangka berakhir relatif stabil pada perdagangan Senin atau Selasa (7/7) pagi WIB. Hal ini didorong data ekonomi yang positif mendukung harga walaupun ada lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat yang dapat mengekang permintaan bahan bakar.

Menurut Reuters, minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2020 sedikit menguat US$30 sen ditutup pada US$43,10 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun tipis dua sen menjadi menetap pada US$40,63.

“Kekuatan yang bersaing di pasar minyak sekarang adalah pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia, meningkatnya permintaan minyak, diimbangi oleh kekhawatiran tentang penutupan ekonomi di seluruh dunia karena kebangkitan dalam jumlah kasus virus,” kata Andy Lipow, presiden konsultan Lipow Oil Associates.

Dalam lima hari pertama Juli 2020, 16 negara bagian AS melaporkan rekor peningkatan dalam kasus baru COVID-19, yang telah menginfeksi hampir tiga juta orang Amerika dan menewaskan lebih dari 130.000 orang, menurut penghitungan Reuters.

Aktivitas industri jasa AS rebound tajam pada Juni, hampir kembali ke level pra pandemi COVID-19, sementara ekonomi China pulih dan pasar modalnya menyedot uang, menciptakan sentimen bullish di pasar, tulis China Securities Journal dalam sebuah tajuknya.
Namun, data Jerman menunjukkan bahwa pemulihan dari COVID-19 akan lambat dan menyakitkan. Pesanan industri Jerman rebound moderat pada Mei dan seperlima perusahaan di ekonomi terbesar Eropa itu mengatakan dalam survei yang diterbitkan pada Senin (6/7) mereka takut kebangkrutan.

“Sementara risiko di sisi permintaan membebani harga, disiplin yang baik dengan OPEC+ memberikan dukungan,” kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Senin (6/7).

Produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade. OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah sepakat untuk menurunkan produksi dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan ketiga pada Juli. (RA)