JAKARTA – Pengembangan produksi minyak lanjutan (Enhance Oil Recovery/EOR) sudah lama dilakukan di Blok Rokan. Bahkan pemerintah sudah mengganti biaya pengembangan blok migas dengan metode EOR itu hingga US$224,4 juta. Namun, hingga kini produksi Blok Rokan terus alami penurunan belum ada tanda-tanda peningkatan.

Jaffee Arizona Suardin, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan hingga sekarang EOR di Rokan yang dilakukan Chevron belum menunjukkan hasil karena masih dalam tahap studi. Metode EOR merupakan metode panjang dan butuh biaya besar.

Tahap pertama EOR adalah tahap study laboratory test. Setelah itu dilanjutkan dengan field trial atau percobaan lapangan. Setelah itu baru pilot project lalu full scale.

“Setiap tahap success criteria harus dipenuhi atau sukses dulu baru tahap berikutnya. Tahap Rpkan ini sudah lalui tahap field trial US$ 224,4 juta dan sudah penuhi success criteria ini sudah diteruskan ke pilot project baru full scale,” kata Jaffee di gedung DPR RI, Jakarta , Selasa malam (10/9).

Jaffee menuturkan hingga EOR diterapkan secara full dibutuhkan dana hingga miliaran dolar AS. Inilah nantinya yang akan dikerjakan PT Pertamina saat ambil alih Blok Rokan. Sementara proses hingga tahapan field trip ini ada peningkatan produksi, hanya saja nilainya tidak besar. Namun hal yang bisa dipastikan adalah tahapan EOR ini akan meningkatkan recover factor dalam jumlah yang signifikan.

“Ada peningkatan tapi sangat kecil karena tujuannya untuk tes. Karena kalau full butuh dana billion dollar target recovery factor tambah 9% dari hasil field trial ini 17% – 22%. Tahun 2022-2023 bisa full scale. Itu jadi proyek EOR pertama,” ungkap Jaffee.

Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR RI menegaskan bahwa apa yang sudah dibayarkan negara harus dipertanggungjawabkan. Berbagai tes dan tahapan EOR yang telah dilakukan oleh Chevron tentu harus bisa dilanjutkan oleh Pertamina sebagai pengelolaan blok pasca kontraknya Chevron habis pada 2021 mendatang. Untuk itu proses transisi juga harus memastikan adanya transfer data hasil tes tersebut. SKK Migas kata Gus harus pastikan hasil berbagai tes EOR oleh Chevron bisa didaparkan juga oleh Pertamina.

“Ini barang (EOR) jangan sampai nanti Pertamina jadi operator malah ga jalan. Harus dipastikan betul Pertamina menerima semua datanya, hasilnya, karena ini kan negara yang punya sudah dibayarkan semuanya,” tegas Gus Irawan.(RI)