JAKARTA – PT Perta Arun Gas (PAG), anak usaha PT Pertamina Gas, perusahaan terafiliasi PT PGN Tbk dan PT Pertamina (Persero). memproyeksikan penyaluran gas kepada konsumennya pada tahun tidak akan mencapai target. Proyeksi tersebut akibat dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan konsumsi energi juga berkurang.

Sukarni Manan, VP Corporate Strategic and Business Plan Perta Arun Gas, mengataan puran gas domestik untuk 2020 ditargetkan mencapai sekitar 110 juta standar kubik per hari (MMscfd). “Untuk domestik (proyeksi) rata-rata untuk pembangkit listrik PLN sekitar 70 MMscfd sampai 80 MMscfd,” katanya di Jakarta, Senin (19/10).

Sukarni menuturkan, pandemi membuat permintaan energi menurun. Hal ini akan berdampak pada permintaan gas dari PLN yang membutuhkan gas untuk pembangkit listriknya. Selain itu, penurunan konsumsi sektor industri dan bisnis turut berdampak pada pasokan gas Perta Arun ke konsumen.

“Sekarang secara realitas juga lagi berat juga pertumbuhan dari konsumsi listrik sama dengan industri pupuk juga menggunakan regasifikasi Terminal Arun sedang turun,” ujar Sukarni.

Untuk mengurangi dampak dari melesetnya proyeksi target penyaluran gas, lanjut Sukarni, langkah efisiensi dilakukan. Salah satu upaya efisiensi kontrak. Manajemen memutuskan tidak melanjutkan kontrak vendor yang selama ini jasanya dipakai dalam ptoses maintenance.

“Ada aktivitas maintenanceyang selama ini kami outsource, kami upayakan sendiri sehingga secara cost lebih efektif. Kedua adalah efisiensi dari operasi salah satunya konversi bahan bakar tuck boat dari fuel ke LNG,” ujar Sukarni.

Kemudian efisiensi lainnya dari sisi operasi yang semula gunakan bahan bakar minyak untuk tug boat maka mulai dilakukan konversi untuk gunakan gas sebagai baham baku.

“Kami tadinya gunakan tug boat pengoperasian di marine menggunakan fuel oil, harga gas lagi turun, kami convert dengan LNG ini salah satu upaya dapatkan efisiensi operasi termasuk di sisi lainnya kami lakukan improvement. Namanya kilang gas yang punya risiko tinggi semua program efisiensi dan optimasi aset tidak boleh terlepas dari isu safety ini priorotas kami,” jelas Sukarni. (RI)