JAKARTA- PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe sekaligus cucu usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), perusahaan terafiliasi PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), meraih penghargaan Terbaik (Best) pada ajang Indonesia Sustainable Business Award (SBA) 2019 atau Penghargaan Bisnis yang Berkelanjutan di Indonesia yang digagas Global Initiatives dan PwC Singapura dan Indonesia di Jakarta.

Penghargaan diberikan langsung Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa yang diterima langsung oleh Wakil President Direktur dan CEO PT Agincourt Resources Tim Duffy.

Penghargaan Terbaik untuk kategori Land Use & Biodiversity diperoleh atas keberhasilan PTAR yang dinilai berkomitmen dalam hal rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan. Pada 2018, seluas 4,6 hektare area yang terganggu direhabilitasi, dengan total 3.640 bibit ditanam. Pengelolaan akan dampak pada keanekaragaman hayati selalu menjadi perhatian khusus PTAR dalam pelaksanaan Praktek Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, yang ditinjau setiap tahun.

“Kami sangat bangga mendapat penghargaan Terbaik untuk kategori Land Use & Biodiversity ini di mana upaya kami dalam menjaga biodiversity di wilayah operasional telah mendapat pengakuan,” kata Tim Duffy dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Minggu (23/2).

Duffy mengatakan Tambang Emas Martabe terletak di Hutan Batangtoru, ekosistem yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kendati area operasional tambang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total area hutan, dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati telah menjadi perhatian utama perusahaan melalui berbagai program pengelolaan lingkungan yang signifikan dan seksama.

Manajemen PTAR mengklaim perusahaan telah melakukan berbagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati di lokasi tambang dengan menerapkan standar pengawasan ketat mencakup pembukaan lahan, survei spesies flora dan fauna sebelum pembukaan lahan, proteksi terhadap jalur air alami, pelarangan pemburuan atau penangkapan hewan, dan rencana rehabilitasi area terdampak pasca tambang untuk membentuk kembali ekosistem hutan yang sesuai dengan habitat fauna lokal di Hutan Batangtoru.

“Kami juga memiliki fasilitas pembibitan yang mengusahakan bibit tanaman lokal untuk mendukung program rehabilitasi. Apalagi perusahaan melibatkan para ahli dan peneliti keanekaragaman hayati untuk program pengelolaan lingkungan yang lebih luas di Hutan Batangtoru melalui pemberian dukungan kepada berbagai LSM konservasi setempat,” katanya.

Penghargaan bisnis berkelanjutan atau Indonesia Sustainable Business Awards diselenggarakan oleh Global Initiatives untuk yang ke-8 kalinya di Indonesia, dan juga diselenggarakan di Singapura, Malaysia dan Filipina sejak 2012. The Sustainable Business Awards (SBA) bertujuan meningkatkan kesadaran akan praktik terbaik bisnis yang berkelanjutan dan menunjukkan bagaimana bisnis yang berkelanjutan dapat menguntungkan perusahaan, lingkungan, dan semua pemangku kepentingan, baik saat ini maupun di masa depan.

Penilaian SBA dilakukan melalui kemitraan dengan PwC Indonesia, Indonesian Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Control Union dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Metodologi SBA menggabungkan fitur-fitur terbaik dari bench-marking dan proses penghargaan secara global untuk memberikan strategi yang tepat dan keuntungan bisnis. Platform unik ini memberikan penghargaan kepada perusahaan untuk menjadikan bisnisnya yang benar-benar berkelanjutan di Asia. SBA memberikan penghargaan kepada bisnis melalui penilaian ketat pada praktik dengan metodologi yang menilai proses dan kinerja di berbagai kategori seperti Strategy and Sustainability Management, Workforce, Sustainability in Community, Energy Management, Water management, Waste and Material Productivity, Supply Chain Management, Land Use and Biodiversity, Business Responsibility and Ethics, Stakeholder Engagement and Materiality, UN Sustainable Development Goals, Flagship Initiative, dan lain-lain.

Tambang Emas Martabe mencakup area 30 km² yang berada dalam Kontrak Karya (KK) generasi keenam dengan total luas wilayah 1.303 km². Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan memiliki basis sumber daya per tanggal 31 Desember 2018 adalah 8,1 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak. Kapasitas operasi Tambang Emas Martabe adalah lebih dari 5 juta ton bijih per tahun untuk memproduksi lebih dari 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun.

PT Danusa Tambang Nusantara (PTDTN) adalah pemegang saham 95% dari PT Agincourt Resources. PTDTN merupakan anak usaha dari PT United Tractors 60% dan PT Pamapersada Nusantara 40%, sekaligus merupakan bagian dari grup usaha PT Astra International Tbk. Kepemilikan saham 5% dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara. (RA)