JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali merombak jajaran direksi PT PLN (Persero). Kali ini Rudy Hendra Prastowo dicopot dari jabatannya Direktur Energi Primer PLN.

Sebagai suksesor Rudy, Erick Thohir, Menteri BUMN telah menunjuk Hartanto Wibowo yang sebelumnya sempat menduduki posisi Direktur Keuangan PT PLN Batu bara anak usaha PLN, sebelum akhirnya menduduki posisi PLT EVP Risk Management PT PLN (Persero). Hartanto sempat dipanggil KPK sebagai saksi atas kasus suap Sofyan Basir, mantan Direktur Utama PLN pada tahun 2019 lalu.

Pencopotan Rudy tentu tidak lepas dari kisruh krisis pasokan batu bara pembangkit listrik dalam beberapa hari terakhir sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah akan adanya pemadaman listrik terhadap 10 juta pelanggan PLN.

Mseki begitu, PLN memastikan tidak jadi ada pemadaman listrik akibat kritis pasokan energi primer. PLN terus berupaya menjaga stabilitas pasokan energi primer khususnya batu bara agar dapat memenuhi standar minimal 20 HOP (hari operasi) untuk seluruh pembangkit PLN maupun Independent Power Producer (IPP).

PLN mengusulkan solusi permanen dan jangka panjang terkait pasokan energi primer PLN sangat dibutuhkan demi keandalan pasokan listrik ke masyarakat dan ketahanan energi nasional. PLN akan bekerja keras, efektif dan efisien dalam menjaga pasokan energi primer pembangkit.

Hingga Rabu (5/1), PLN sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara. Jumlah tersebut terdiri dari 10,7 juta MT kontrak eksisting PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak tambahan. Tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap. PLN pun terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal pengangkut batu bara.