JAKARTA – Skema baru penyaluran gas mulai dijajaki PT Gagas Energi Indonesia anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yakni dengan sistem ganti tabung atau dikenal dengan C-Cyl atau CNG Cylinder.

Sistem penyaluran gas bumi sebelumnya melalui Compressed Natural Gas (CNG) untuk sektor industri dan komersial atau dikenal dengan Gaslink dilakukan dengan menyalurkan gas dari Gas Transport Module (GTM) ke peralatan penurunan tekanan dilengkapi dengan storage gas atau Pressure Reduction System (PRS) yang diletakkan di lokasi pelanggan.

Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas, mengatakan C-Cyl merupakan cara baru penyaluran gas sebagai respon dan bentuk adaptasi perusahaan di masa pandemi. Sistem ini menjadi solusi bagi calon pelanggan yang ingin menggunakan Gaslink, tetapi terkendala kebutuhan gas bumi yang relative masih kecil dan atau memiliki lahan usaha yang terbatas.

“C-Cyl ini diharapkan bisa memberikan dukungan ke sektor UMKM yang masih menggunakan bahan bakar lain untuk beralih ke energi baik gas bumi yang lebih efisien, aman, ramah lingkungan dan fleksibel dengan kontrak volume pemakaian minimum yang lebih rendah” kata Hardiansyah, Jumat (26/2).

Dalam inisiasi skema penyaluran ini, Gagas memggandeng PT Unogas Teknologi Indonesia melalui penggunaan tabung berisikan CNG seberat 20 – 50 kg yang dapat disimpan dan diganti sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Proses perhitungan pemakaian gas pada sistem C-Cyl hanya akan memperhitungkan pemakaian pelanggan sesuai dengan jumlah gas yang mereka pakai.

Perhitungan jumlah pemakaian gas dapat diperoleh melalui penimbangan masing-masing tabung yang akan digunakan oleh pelanggan di awal kedatangan tabung-tabung tersebut. Sedangkan untuk proses pembayaran pelanggan dengan skema C-Cyl akan mendapatkan tagihan setiap bulan, sesuai dengan jumlah gas yang telah dipakai.

“Pelanggan dikenakan perhitungan pembayaran pemakaian gas per bulan sebesar jumlah gas terpakai dikalikan dengan harga gas yang berlaku,” kata Hardianyah.(RI)