PONTIANAK – PT PLN (Persero) mengklaim telah menggelontorkan biaya hampir setengah triliun untuk membangun infrastruktur dan jaringan listrik di wilayah pelosok Kalimantan bagian barat sejak tahum 2017 hingga 2020.

“Melalui program listrik desa, PLN berhasil melistriki 242 lokasi daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dengan total biaya sebesar Rp 574 Miliar,” kata Ari Dartomo, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalbar, Sabtu (27/2).

Dia menjelaskan daerah yang dibangun infrastruktur listrik tersebut terdiri dari 147 desa baru yang sebelumnya belum menerima aliran listrik dan melakukan perluasan jaringan listrik ke lokasi-lokasi terpencil di 95 desa yang sebelumnya sudah berlistrik.

“Jauhnya jarak, terbatasnya akses, dan sulitnya medan membuat PLN harus mengeluarkan investasi rata-rata Rp 33 juta untuk melistriki satu kepala keluarga,” ungkap Ari.

Beberapa infrastruktur yang dibangun untuk menunjang kelistrikan diantaranya Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 880 kilometer Sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 526,2 kms, dan gardu distribusi dengan total kapasitas lebih dari 21 ribu kiloVolt Ampere (kVA).

“Melalui program listrik desa ini dalam tiga tahun PLN berhasil melistriki lebih dari 16 ribu kepala keluarga di daerah 3T yang sebelumnya tidak mendapatkan aliran listrik,”

Ari menjelaskan bahwa membangun jaringan ke kawasan 3T memang berbeda dengan membangun jaringan di perkotaan. Dengan medan dan akses yang terbatas tentu pembangunan menjadi lebih sulit dan biayanya jauh lebih besar.

“Kalau di kota investasinya hanya 1-2 juta rupiah, di kawasan 3T jika kita hitung rata-rata investasi untuk melistriki 1 kepala keluarga sekitar Rp 33 juta,” ungkap Ari. (RI)