JAKARTA – Sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun ini PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meraih peningkatan pendapatan menjadi US$8.235.920, dari sebelumnya US$4.178.486. Pertumbuhan juga terjadi pada perolehan laba bersih dari sebelumnya US$2.423.285 menjadi US$6.166.444.

Suseno Kramadibrata, Direktur Utama BRMS, mengungkapkan sebanyak 68% dari pendapatan berasal dari penjualan produk emas kepada para pembeli, yakni PT Aneka Tambang Tbk dan PT Bhumi Satu Inti.
“Sedangkan 32% dari pendapatan perusahaan berasal dari jasa penasehat penambangan terhadap Bellridge Holdings Limited,” ungkap Suseno, Senin (29/11).

Dalam sembilan bulan pertama di tahun 2021, BRMS membukukan pendapatan lain-lain sekitar U$30 juta. Pendapatan lain-lain tersebut terdiri dari penghapusan utang, penilaian persediaan, pelunasan cicilan pelunasan piutang. Dua transaksi pertama dibukukan pada periode semester I 2021. Transaksi ketiga dibukukan dalam sembilan bulan pertama ditahun 2021.

Penghapusan utang merupakan pendapatan yang dicatat karena adanya penghematan biaya oleh perusahaan yang terjadi karena dihapuskannya utang kepada salah satu kontraktor terkait dengan pekerjaan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Poboya, Palu. Penilaian persediaan merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stock pile) yang ditinggalkan oleh para penambang liar sebelumnya. Penerimaan cicilan pelunasan piutang mengacu kepada Akta Pengakuan Utang tertanggal 23 Februari 2021 yang menyatakan bahwa anak usaha BRMS menerima cicilan pelunasan secara berkala dari pihak tertagih sampai tagihan (piutang) terkait lunas selambat-lambatnya di tanggal 31 Desember 2021 (sampai dengan 30 September 2021 sudah dilakukan cicilan pelunasan sebesar U$5.000.000)

Suseno mengatakan konstruksi pabrik pengolahan bijih emas kedua di Palu masih sesuai jadwal untuk dapat diselesaikan di kuartal II 2022. Pabrik baru ini akan memiliki kapasitas untuk mengolah sampai dengan 4.000 ton bijih per harinya. Hal ini akan meningkatkan volume produksi emas BRMS secara signifikan pada semester kedua ditahun depan.
“Saat ini, kami masih memproduksikan emas dari pabrik pengolahan pertama dengan kapasitas pengolahan sekitar 500 ton bijih per hari sejak tahun lalu,” kata Suseno.(RA)