JAKARTA – Sejumlah riset melaporkan bahwa pengembangan bisnis di sektor energi baru terbarukan (EBT) diyakini dapat menjadi jalan keluar pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Bisnis EBT kini makin mendapat respon pasar yang positif terlihat dari mulai bermunculannya berbagai usaha rintisan atau startup yang bergerak di sektor tersebut, dari skala rumahan hingga pabrikan.

“Seharusnya, pasca pandemi Covid-19 energi terbarukan akan menjadi priotitas dan unggulan dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi. Energi terbarukan bisa memberikan pemberdayaan ekonomi masyarakat sampai ke pelosok pedesaan,” kata Surya Darma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

Surya mengaku tidak heran jika banyak studi memperkirakan bahwa investasi di bidang energi terbarukan akan dapat memacu pemulihan ekonomi karena juga melibatkan langsung masyarakat. IRENA yang melakukan studi sejak Covid-19 ini merilis bahwa energi terbarukan akan mampu meningkatkan kesempatan kerja sampai 45 juta orang di seluruh dunia hingga 2050.

Menteri ESDM Arifin Tasrif, sebelumnya mengatakan bahwa sektor energi memiliki peran sentral dalam memulihkan hingga menjaga stabilitas perekonomian negara. Oleh karenanya, investasi EBT perlu diperkuat. Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi EBT yang menarik guna mencapai target EBT sebesar 23% pada 2025.

“Kami berharap Indonesia juga bisa bangkit. Salah satu di antaranya adalah memberikan ruang yang lebih besar pada energi terbarukan melalui lahirnya Perpres Energi Terbarukan dan RUU EBT yang sedang dibahas Komisi VII DPR,” tandas Surya.(RA)