JAKARTA – Pemerintah masih merumuskan formula harga untuk bahan bakar green diesel yang diperkirakan akan lebih mahal dibanding harga bahan bakar diesel konvensional. Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan bahan bakar green diesel yang diolah dengan bahan dasar minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) akan memiliki kualitas jauh diatas bahan bakar konvensional yang ada sekarang.

“Kami sudah hitung, harga jualnya kira-kira Rp14 ribu per liter,” kata Jonan di Energy Building Jakarta, Selasa (2/4).

Jonan mengatakan kualitas green diesel yang akan dihasilkan berada diatas Pertamina Dex yang sekarang diproduksi PT Pertamina (Persero) yang memiliki cetane number (CN) hanya sebesar 56 sementara untuk green diesel nantinya sudah jauh diatas CN Pertamina Dex. Dengan kualitas tinggi, bahkan bahan bakar yang diproduksi dari CPO tersebut bisa juga dikonversi menjadi green avtur dan digunakan pesawat terbang.

“Bisa (untuk avtur). Sebab cetane-nya bisa 70. Kalau sekarang yang kita pakai B20 CN-nya hanya 48. Pertamina Dex 56. Nah ini kalau bisa 70 CN, bisa membantu,” ungkap Jonan.

Ada dua fasilitas pengolahan green diesel yang sedang dikembangkan Pertamina, yakni di Kilang Plaju dan Dumai yang diharapkan bisa memproduksi 100 ribu bph hingga 200 ribu bph. Penggunaan green diesel tidak hanya untuk lingkungan tapi untuk keberlanjutan energi.

Saat ini kata Jonan yang terpenting adalah menemukan formula yang tepat agar harga jual nantinya bisa ditekan. “Tinggal caranya bagaimana menurunkan biaya produksi dan dealing dengan harga crude. Ini bisa lebih fair. Ini masih cari formula,” kata Jonan.(RI)