JAKARTA – Thorcon International Pte.Ltd., perusahaan energi nuklir asal Amerika Serikat, dalam proses melakukan beberapa kajian sesuai arahan pemerintah. Salah satu kajian yang harus dilakukan adalah survei penerimaan masyarakat, yang saat ini sedang berlangsung di Provinsi Bangka Belitung.

“Feasibility study oleh PLN Enjiniring akan mulai bulan depan. Kajian keselamatan yang akan dilakukan IAEA ditargetkan mulai Juni 2021, sehingga seluruh kajian dapat selesai sekitar awal 2022. Ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan proyek Thorcon sebagai Proyek Prioritas Nasional dengan penerbitan Perpres (Peraturan President),” kata Bob S Effendi, Chief Representative Thorcon International, kepada Dunia Energi, Sabtu (27/3).

Thorcon International merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Indonesia.

Sesuai hasil kajian, Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian ESDM, seluruh regulasi yang dibutuhkan untuk melakukan pembangunan PLTN dari sisi bauran energi maupun perijinan keselamatan instalasi nuklir sudah memadai. PLTT tipe Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) dapat dianggap sebagai salah satu solusi pembangkit listrik bebas karbon yang layak dipertimbangkan dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia pada periode 2026-2027.

Thorcon International berencana mengembangkan PLTT berkapasitas 500 megawatt (MW). Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut telah mengidentifikasi beberapa tantangan dalam membangun PLTT (TMSR500 Power Plant). Nantinya, PT PAL Indonesia yang akan mengembangkan komponen TMSR500 Power Plant dan Test Bed Platform yang dimula pada 2020.

PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di Dunia. PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

Bob mengatakan penerbitan Perpres diperlukan karena pada 2022 Thorcon berencana menggelontorkan investasi Rp1 triliun untuk pembangunan non-fission test bed platform yang akan memvalidasi design dan sistim keselamatan. “Setelah lolos uji pada 2024, kami akan membangun prototipe PLTT,” kata Bob.(RA)