JAKARTA– PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten pertambangan batubara dengan cadangan terbesar di Indonesia, memastikan bahwa operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah  berkapasitas 2X1000 megawatt beroperasi akhir 2021 atau awal 2022. Sekitar 5 juta hingga 7 juta ton batubara pasokan batubara untuk pembangkit yang dikembangkan oleh PT Bimasena Power Indonesia (BPI), perusahaan terafiliasi Adaro, dipasok dari Adaro.

“Kemajuan pembangunan PLTU Batang saat ini mencapai 94% lebih. Untuk proyek sebesar ini banyak hal yang perlu kami kejar dan kami perbaiki,” ujar Lie Luckman, Direktur Keuangan Adaro Energy, saat media gathering secara virtual, Senin (19/4).

Secara teknis Adaro dan mitranya dari Jepang juga terus berupaya agar proyek PLTU ini bisa segera beroperasi. Mitra asal Jepang yang digandeng Adaro dari proyek ini adalah Electric Power Development Co. Ltd. (J-Power) dan Itochu Corporation. PLTU Batang disebut akan menjadi pembangkit listrik dengan teknologi ultra-supercritical (USC) terbesar dan pertama di Asia Tenggara.

BPI meraih kesepakatan pendanaan (financial close) pada Juni 2016 dengan perkiraan total investasi sekitar US$ 4,2 miliar. Perusahaan memperoleh pendanaan sebesar US$ 3,4 miliar dari Japan Bank for International Cooperation (BIC) dan beberapa lembaga keuangan lainnya. Perusahaan akan memasok listrik selama 25 tahun kepada PLN. (DR)