JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membentuk satu lagi holding baru yang khusus bergerak mengembangkan potensi panas bumi atau geothermal di tanah air. Nantinya pembentukan holding tersebut akan melibatkan badan usaha yang sudah beroperasi saat ini.

Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN, mengungkapkan pembentukan holding panas bumi akan melibatkan tiga perusahaan, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) dan PT Geo Dipa Energi.

“Kami memang memiliki rencana untuk menggabungkan aset geothermal dari ketiganya,” kata Pahala kepada Dunia Energi, Jumat (19/2).

Menurut Pahala, institusi gabungan nanti akan dimiliki bersama Pertamina, PLN dan pemerintah sehingga bisa diperoleh sinergi yang optimal. Holding tersebut nanti akan memiliki keunggulan dari masing-masing badan usaha serta diyakini akan memiliki kapasitas dan kemampuan yang mumpuni untuk tumbuh menjadi lebih besar guna mengembangkan potensi panas bumi yang besar di Indonesia.

“Karena menggabungkan keunggulan dalam pengembangan atau drilling, transmisi energi ke penggunanya dan pendanaan,” ungkap Pahala.

Dengan keberadaan gabungan tiga perusahaan tersebut pemerintah bermaksud untuk membentuk badan usaha pengelola panas bumi terbesar di dunia dengan kapasitas terpasang yang dikelola merupakan kapasitas terpasang terbesar.

“Gabungan perusahaan geothermal akan menjadi terbesar di dunia dalam installed capacity pembangkit geothermal,” kata Pahala.

Jika tidak ada halangan berarti pemerintah menargetkan pembentukan holding panas bumi ini bisa rampung pada tahun ini. “Ini merupakan inisiatif pengembangan energi baru dan terbarukan yang sesuai rencana akan diselesaikan prosesnya pada tahun ini,” kata Pahala.

Hingga kini kapasitas terpasang pembangkit listrik PGE tercatat sebesar 672 megawatt (MW) dengan pengelolaan lima area panas bumi. PGE juga operator di tiga proyek pengembangan dan tiga lapangan eksplorasi panas bumi. PGEĀ  mengelola 12 wilayah kerja pengusahaan dan dua wilayah kerja izin panas bumi. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan 2019 total aset PGE tercatat sebesar US$2,58 miliar.

Geo Dipa saat ini memiliki dua pembangkit listrik panas bumi (PLTP), yaitu PLTP Dieng berkapasitas 60 megawatt (MW) yang tersambung ke jaringan Jawa-Madura-Bali melalui sistem interkoneksi. Selain itu, untuk memenuhi target usaha, Geo Dipa juga meningkatkan serta pengembangan kapasitas proyek Dieng 2 dan 3, masing-masing berkapasitas 55 MW.

Selain Dieng, Geo Dipa juga memiliki PLTP berkapasitas 60 MW di Gunung Patuha. Saat ini Geo Dipa memformulasikan rencana pengembangan PLTP Patuha Unit 2 dan Unit 3 masing-masing dengan kapasitas 55 MW yang merupakan pengembangan Proyek Patuha Unit 1.

Sementara itu, PLN GG badan usaha anak usaha PLN yang fokus pada bisnis operasional Wilayah Kerja Panas Bumi serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).(RI)