JAKARTA – PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memperkirakan ada anomali berbeda pada konsumsi listrik di masa lebaran tahun ini, yakni akan terjadi peningkatan konsumsi listrik, khususnya di golongan pelanggan rumah tangga.

Doddy B Pangaribuan, General Manager PLN Disjaya, mengungkapkan puncak konsumsi listrik tahun ini hingga Mei sebenarnya terjadi pada Maret 2020. Peningkatan konsumsi mencapai 5.164 Megawatt (MW) atau terjadi sebelum penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sementara beban puncak pada April sudah menurun menjadi 4.170 MW.

Jika dibanding kondisi normal, konsumsi listrik saat masa lebaran setiap tahun memang menurun. Namun tahun ini penurunannya lebih rendah dari perkiraan awal. Bahkan konsumsi listrik lebaran tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Adapun perkiraan beban puncak selama hari H perayaan Idul Fitri yaitu 3.508,31 MW. Angka ini serupa dengan beban puncak Jakarta saat akhir pekan selama pandemi Covid-19. Jika dibanding dengan Idul Fitri tahun lalu, perkiraan beban puncak Idul Fitri ini mengalami kenaikan sebesar 30,31%.

“Larangan mudik ada berkahkahnya jualan listrik jadi naik 30,31% naik di idul fitri ini dibandingkan tahun lalu, semoga tidak meleset,” kata Doddy disela konferensi pers secara virtual, Jumat (22/5).

Meskipun aktivitas di rumah meningkat akibat kebijakan pemerintah tersebut, Doddy menegaskan bahwa pasokan listrik aman karena perkiraan beban puncak saat Idul Fitri berada di bawah daya mampu pembangkit di Jakarta yang berada di angka 11.460 MW.

PLN kata Doddy juga tidak akan melakukan pemeliharaan fasilitas yang berkonsekuensi terhadap pemadaman listrik pada masa lebaran kali ini. “Tidak ada pemeliharaan , apabaila ada pekerjaan urgent metode tanpa padam ataupun minim padam,” kata dia.

PLN Disjaya sendiri memperkirakan konsumsi listrik di wilayah Jakarta masih akan terpengaruh kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Kalaupun PSBB berakhir Doddy tidak terlalu optimis konsumsi langsung bisa tumbuh dengan signifikan melainkan secara bertahap.

Dia menjelaskan ketika PSBB dicabut aktifitas tidak akan langsung optimal dan perlu melakukan persiapan, pelanggan bisnis seperti toko-toko di mall barangkali belum langsung dibuka.

“Sama kayak orang memulai pandemi gagap apa sih yang haus dilakukan kalau atlet aklematisasi,” ujarnya.

PLN Disjaya sendiri telah melakukan berbagai persiapan jelang Idul Fitri kali ini, antara lain melakukan inspeksi jaringan listrik, simulasi keandalan listrik Masjid Istiqlal yang dilakukan pada 19 Mei 2020 lalu, menyiagakan sebanyak 2.688 personel, serta menyiagakan peralatan pendukung untuk pengawalan pasokan dan keandalan kelistrikan perayaan Idul Fitri tahun ini.

Selain melakukan pantauan terhadap Masjid Istiqlal, PLN UID Jakarta Raya juga melakukan pantauan khusus pada 35 RS Rujukan Penanganan Covid-19 dan 3 Lembaga Non RS. Sehingga Layanan PLN tetap siaga 24 jam dan tidak ada pekerjaan yang mengakibatkan padam selama siaga lebaran.

“Pasokan listrik aman dan cukup. Pengawalan kelistrikan RS Rujukan Covid-19 juga tetap berjalan tanpa henti. Semoga umat muslim khususnya di Jakarta bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita meski di tengah kondisi pandemi ini,” tambah Doddy.

Layanan pelaporan stand meter sendiri (Baca Meter Mandiri) via aplikasi WhatsApp Messenger (WA) ke nomor 08122 123 123 juga tetap berlaku, dengan periode pelaporan pada tanggal 24-27 setiap bulannya. Pelaporan mandiri pelanggan yang valid akan dijadikan prioritas utama dasar perhitungan rekening listrik selama pandemi Covid-19.

Jika pelanggan tidak mengirimkan laporan mandiri melalui WhatsApp dan lokasi rumah pelanggan tidak bisa didatangi oleh petugas, maka PLN akan menggunakan rata-rata tiga bulan sebagai dasar perhitungan rekening listrik.(RI)