JAKARTA – Laba bersih PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten penyedia jasa energi, turun 20,5% menjadi Rp247,14 miliar pada 2017 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp310,91 miliar. Penurunan laba bersih disebabkan besarnya kenaikan beban pokok yang mencapai Rp1,39 triliun atau 46,4% lebih tinggi dibanding 2016 sebesar Rp3 triliun. Serta kenaikan beban umum dan administrasi.

Tingginya kenaikan beban pokok lebih besar dibanding kenaikan pendapatan membuat laba kotor Elnusa tertekan dari Rp614,58 miliar di 2016 menjadi Rp578,5 miliar pada tahun lalu.

Dari sisi operasional Elnusa mencatat kinerja positif dengan meraih pendapatan Rp4,97 triliun pada 2017, naik 37,5% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp3,62 triliun.

“Langkah strategis yang kami lakukan akhirnya membuahkan hasil positif. Percepatan kinerja operasi dan diversifikasi portofolio berhasil membuat pendapatan tumbuh signifikan 37,5% dan mencapai 124% dari target,” ujar Budi Rahardjo, Direktur Keuangan Elnusa, Selasa (20/2).

Pendapatan Elnusa ditopang tiga sektor usaha, yakni jasa hulu migas terintegrasi, jasa distribusi dan logistik energi serta jasa penunjang migas.

Elnusa saat ini melayani perusahaan migas nasional maupun internasional, antara lain Pertamina Group, Total E&P Indonesie, Chevron dan Conoco Philips. Saat ini Elnusa memiliki enam anak usaha yang bergerak di bisnis penunjang migas serta jasa distribusi dan logistik energi.

Budi mengatakan perbaikan kinerja pada bidang jasa hulu migas dilakukan dengan mempercepat pengerjaan survei seismik darat, penyelesaian pekerjaan seismik laut dan oilfield services serta peningkatan bisnis berbasis nonaset jasa engineering, procurement, construction-operation and maintenance (EPC-OM) dengan kontrak-kontrak berdurasi panjang. Selain itu, strategi bisnis lain adalah dnegan menggenjot kinerja portofolio yang dimiliki, terutama pada segmen hilir migas. Usaha tersebut membuahkan hasil dengan tercapainya kontribusi segmen hilir migas sebesar 50% dari total pendapatan Elnusa.

Menurut Budi, untuk jasa hilir migas, peningkatan kinerja yang disebabkan kenaikan volume thruput terjadi di hampir semua unit usaha, baik transportasi BBM, manajemen depo maupun bisnis perdagangan BBM industri marine.

“Peluang ini yang kami tangkap dan akselerasikan kinerjanya, sehingga menopang kerja perusahaan secara signifikan,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya.

Merujuk pada kinerja 2017, manajemen Elnusa optimistis kinerja pada 2018 akan lebih baik, ditopang perolehan kontrak jangka panjang yang telah diterima pada bisnis nonaset, peluang besar industri hilir migas, serta formula total solution services.

Elnusa Total Solution Services merupakan rangkaian jasa yang ditawarkan Elnusa untuk menyelesaikan permasalahan klien secara komprehensif. Berbeda dengan keumuman jasa saat ini yang dilakukan secara parsial, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal.

“Elnusa Total Solution merupakan jawaban Elnusa atas dinamika industri migas dan tantangan klien dalam menghadirkan jasa yang lebih baik, lebih cepat dan komprehensif,” tandas Budi.(AT)