JAKARTA – Minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu kemungkinan besar batal diekspor dan akan ditampung sementara di kapal Very Large Crude Carrier (VLCC) PT Pertamina (Persero)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengungkapkan minyak disimpan sementara di kapal lantaran kilang domestik belum dapat menyerap produksi minyak tersebut akibat merosotnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas mengatakan meskipun kondisi stok minyak Pertamina saat ini berlebih, kewajiban untuk menjual minyak bagian negara tidak berubah.

“Ya karena alasan kondisi operasional, Pertamina kan punya tanggung jawab menjual minyak bagian negara,” kata Julius kepada Dunia Energi, Selasa (10/11).

SKK Migas sebelumnya telah menjalin koordinasi dengan beberapa lembaga hukum, termasuk KPK karena berencana menjual minyak dengam harga dibawah Indonesia Crude Price (ICP). Hal ini menjadi opsi yang sempat dikaji agar Pertamina memiliki ruang untuk menyerap minyak,  sehingga tidak perlu menurunkan produksi minyak.

“Semiga tidak melanggar regulasi karena Pertamina harus menjalankan tupoksi nya sebagai penjual minyak bagian negara ya,” ungkap Julius.

Saat ini terdapat tambahan satu kapal VLCC yang menampung produksi minyak dari Blok Cepu. Tambahan kapal guna menghindari adanya pemangkasan produksi di blok migas tersebut sampai kilang-kilang BBM dalam negeri dapat menyerap produksi minyak.

“Ini untuk sementara saja sampai terserap di pasar dan atau kilang memerlukannya,” kata Julius.

Biasanya minyak dari blok migas yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited ini ditampung di Floating Storage and Offloading/FSO) Gagak Rimang.

Namun, karena produksi minyak tidak bisa dihentikan begitu saja dan tidak terserap maka ada tambahan VLCC milik Pertamina.

Pemanfaatan VLCC sendiri tergantung dari jadwal lifting atau pengapalan minyak Banyu Urip ke kilang Pertamina.

“Saat ini sudah dua kapal yang stanby untuk jadwal pengapalan yang sudah pasti bertahan hingga 20 November,” ungkap Julius.

Saat ini produksi minyak dari Blok Cepu telah mencapai lebih dari 229 ribu barel per hari (bph). Dengan keberadaan VLCC maka Exxon tidak perlu menurunkan produksi.

Menurut Julius, lifting minyak nasional bisa sampai jutaan barel per hari dengan adanya tambahan fasilitas penyimpanan ini. “Kemarin kita bisa lifting 1,2 juta barel Tergantung situasi operasional (bertahan) supaya tidak sampai terjadi tank top yang harus menurunkan produksi Banyu Urip,” kata Julius.(RI)