JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan pasokan gas tahun 2022 yang diperuntukan bagi kebutuhan PLN untuk pembangkit listrik sudah diamankan. Total ada 58 kargo LNG yang sudah berkontrak sesuai dengan permintaan PLN.

Aried Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengungkapkan seluruh kebutuhan LNG untuk PLN tahun ini sudah memiliki kontrak yang jelas yang akan dipasok dari dua sumber kilang LNG utama tanah air yakni Bontang dan Tangguh.

“Hulu migas selalu dan tetap komit memenuhi kebutuhan LNG listrik kita ada 58 kargo terdiri dari 13 kargo Bontang, sisanya Tangguh 45 kargo,” kata Arief disela konferensi pers, Senin (17/1).

Dia menuturkan pada awal tahun 2022 ini bahkan SKK Migas mengalihkan empat kargo yang seharusnya diperuntukan untuk ekspor guna memenuhi kebutuhan PLN yang pada saat bersamaan kekurangan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Awal tahun, Januari 2022 ada ketidak cocokan penjadwalan LNG dari hulu Bontang ke Tangguh PLN ini disebabkan pasokan batu bara kurang. Untuk tutupi kekurangan ini kita ubah jadwal ekspor ada 4 kargo kita reshcbdule, tidak jadi diekspor tapi dialihkan ke PLN,” jelas Arief.

Dia menjelaskan SKK Migas telah mengkonsolidasikan pengalihan kargo LNG tersebut kepada para pembeli agar tidak dikenakan pinalti. Nantinya LNG akan dikirim dengan melakukan penjadwalan ulang. Menurut Arief kebijakan tersebut tidak bisa dihindari untuk menutup kekurangan pasokan batu bara ke PLTU yang bisa mengakibatkan pemadaman listrik.

“Jadi yang terdampak empat kargo itu kita berusaha tidak ada konsekuensi pinalti ke buyer. Jadi pembatalan ekspor bisa diartikan pengalihan kargo yang tadinya diekspor masuk memenuhi kebutuhan PLN yang mendesak,” ujar Arief.

Berdasarkan data SKK Migas, realisasi pasokan LNG untuk PLN mengalamai fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Misalnya ada 58 kargo di tahun 2019, 40 kargo di 2020, dan 54 kargo di 2021.

Menurut catatan SKK Migas, terdapat kargo-kargo yang secara kontraktual sudah disiapkan, namun tidak terserap oleh PLN yaitu sebanyak 13 kargo di tahun 2020 dan 11 kargo di tahun 2021. (RI)