JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Layanan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan (BLU Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu poin utama dalam nota kesepahaman tersebut adalah BLU Balitbang akan menjadi tim penilai dalam tender wilayah jaringan distribusi (WJD) gas yang dilakukan BPH Migas.

“BPH Migas akan melelang sejumlah wilayah jaringan distribusi BBM dan telah banyak investor yang berminat terhadap wilayah jaringan distribusi tersebut. Kami berharap BLU Balitbang dapat mengkaji dan mengevaluasi penawaran dari investor agar diperoleh penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” kata M. Fanshurullah Asa, Kepala BPH Migas di Jakarta, Kamis (18/4).

BLU Balitbang telah memiliki kemampuan yang teruji di kegiatan hilir migas. Hal ini ditandai dengan sejumlah kepemilikan sertifikat untuk keselamatan kerja (OHSAS 18001), manajemen lingkungan (ISO 14001), manajemen sistem (ISO/IEC 9001), dan standar kompetensi laboratorium (SNI ISO/IEC 17025).

Dadan Kusdiana, Kepala Balitbang Kementerian ESDM, mengatakan kerja sama yang dijalin merupakan bentuk sinergi untuk memberdayakan dan mengoptimalkan potensi kedua belah pihak. Diharapkan kemampuan BLU Badan Litbang ESDM.

“Terutama dalam pengawasan pelaksanaan investasi (distribusi BBM dan pengangkutan gas bumi melalui pipa), efisiensi energi, dan transformasi penyediaan energi bersih dan berkelanjutan dapat meningkatkan nilai tambah bagi BPH Migas,” kata Dadan.

Beberapa kerja sama lainnya yang bisa dilakukan oleh BLU Balitbang di antaranya kajian teknis kelayakan perubahan toll fee jaringan pipa transmisi atau distribusi existing, kemudian ada monitoring dan evaluasi mutu gas bumi di jaringan pipa transmisi dan distribusi, konsultan pengawasan pelaksanaan investasi, pengujian laboratorium untuk BBM dan gas bumi, lalu ada inspeksi pipa gas bawah laut serta manajemen energi di Gedung BPH Migas.

Fanshurullah mendambahkan saat ini BPH Migas telah mengidentifikasi sebanyak 1.583 lokasi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang belum memiliki SPBU. “BLU Balitbang diharapkan dapat melakukan kajian akademis terhadap ketersediaan dan kebutuhan BBM di setiap lokasi,” katanya.

Sejumlah kajian dan sertifikasi pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3S) untuk peningkatan produksi minyak, sertifikasi cadangan migas, maupun masukan bagi pemerintah dalam menetapkan kontrak bagi hasil dan pengembangan lapangan migas nasional telah dijalankan Balitbang.

Pelayanan yang diberikan pun terus diperkuat dengan didukung enam kelompok bidang keahlian (teknologi eksplorasi, eksploitasi, proses, aplikasi produk, gas, dan kablibrasi), 61 laboratorium terakreditasi KAN, dan sub unit Lube Oil Blending Plant (LOBP).(RI)