JAKARTA – Kemitraan menjadi strategi yang dipilih PT Pertamina (Persero) untuk membagi risiko dalam pengelolaan Blok Rokan, pasca berakhirnya kontrak PT Chevron Pacific Indonesia pada 2021.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan kemitraan untuk mengelola Blok Rokan juga disampaikan oleh pemerintah.

“Mengenai Rokan, sesuai ketentuan menteri kami diarahkan mencari mitra. Kami melihat dan menterjemahkannya itu sebagai sesuatu yang harus kami jalankan,” kata Dharmawan di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Kamis (17/1).

Saat ini fokus utama Pertamina adalah  persiapan alih kelola Blok Rokan. Langkah pertama, secepatnya merealisasikan penandatanganan kontrak, sehingga Pertamina bisa menanamkan investasi terlebih dulu. Hal ini untuk mempersiapkan produksi migas agar tidak anjlok saat perseroan mengambil alih operasi di Blok Rokan.

Dharmawan mengatakan, persiapan investasi sudah dimulai, terutama untuk melakukan pengeboran sumur-sumur. Pertamina sangat berharap agar pemboran bisa dilakukan pada tahun ini.

Program pemboran diharapkan bisa dilakukan dengan skema mengikutsertakan partisipasi Pertamina.

“Tim kita lagi optimasi bagaimana business model supaya pengeboran bisa dilakukan tahun ini juga. Mungkin bisa dicatat, kami sangat ingin bisa dilakukan tahun ini,” tegas Dharmawan.

Pertamina juga sudah menyatakan niat untuk  bisa melakukan pembangunan fasilitas pipa hilir di Blok Rokan yang menghubungkan beberapa lapangan, yakni pipa Minas-Duri-Dumai dan Balam-Bangko-Dumai.

Penggantian tidak dapat dihindari karena umur pipa yang sudah tua dan jika dilanjutkan dikhawatirkan akan memberi dampak terhadap kinerja Pertamina saat menjadi operator nanti.

Niatan untuk membangun pipa tersebut juga sudah disepakati oleh Chevron. “Chevron secara prinsip sudah sepakat dengan pembangunan pipa, tapi akan didetailkan dulu,” kata Dharmawan.(RI)