JAKARTA – Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pengerjaan megaproyek 35 ribu megawatt (MW) akan dituntaskan dalam waktu tiga tahun. Prioritas utama dalam pembangunan lima tahun ke depan adalah untuk kebutuhan tenaga listrik.

“Paling lambat proyek 35 ribu MW selesai awal 2024,” kata Arifin, Kamis (14/11).

Data pemerintah hingga September 2019 menyebutkan realisisasi pengerjaan proyek 35 ribu MW baru mencapai 11% dari target atau 3.860 MW. Proyek yang telah mencapai tahap konstruksi sebesar 65% dengan kapasitas 23.164,6 MW. Tahap kontrak sudah 20% atau 6.922,6 MW.

Selain itu, proyek pembangkit listrik yang memasuki tahap pengadaan sebesar 829 MW atau 2% dan sebanyak 2% atau 734 MW baru dalam tahap perencanaan.

Menurut Arifin, Energi Baru Terbarukan (EBT) akan menjadi fokus utama yang harus diselesaikan. “Kami prioritaskan untuk memanfaatkan sumber-sumber EBT. Apalagi Indonesia sangat banyak memiliki sumber. Ini kalau dihitung berdasarkan datanya bisa mencapai 400 Gigawatt (GW),” kata Arifin dalam keterangan tertulisnya.

Pentingnya sektor energi terlihat dari makin meningkatnya kebutuhan listrik setiap tahun. “Menurut perkiraan kami tiap tahun (tambahan) kebutuhan listrik akan mencapai 5 ribu MW,” kata Arifin.

Sebagai gambaran, serapan listrik untuk sektor industri hingga kuartal III 2019 berdasarkan data Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencapai 56,9 Tera Watt Hour (TWh). Industri menjadi segmen kedua yang paling banyak menyerap listrik PLN setelah rumah tangga.

Perhatian besar terhadap EBT lantaran EBT mampu menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan. “Kita tidak tergantung lagi pada energi fosil dan (EBT) menghasilkan emisi yang bersih yang akan mendukung kesehatan penduduk indonesia sehingga masyarakat tumbuh berkembang cerdas ke depan,” kata Arifin.

Salah satu yang akan didorong dalam pengembangan EBT ini adalah biodiesel. Pemanfaatan biodiesel juga bermanfaat memberi dampak perekonomian besar bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit kecil, disamping sebagai energi bahan bakar rendah emisi. “Apa yang kita lakukan terhadap biofuel adalah untuk mengurangi emisi,” ujarnya.

Upaya lain yang menjadi fokus adalah pembangunan transmisi listrik dan gas. Kementerian ESDM akan segera menyelesaikan pembangunan transmisi listrik dan gas di Sumatera dan Kalimantan. Pengembangan sektor ketenagalistrik dan gas ini menurut Arifin akan berdampak positif terhadap sektor parwisata nasional.

“Saya harap keberadaan energi ini mendukung sektor pariwisata. Tanpa energi mungkin agak sulit mengembangkan pariwisata,” tuturnya.

Ketersediaan energi dalam jumlah yang memadai dan harga yang bersaing sudah selayaknya mampu mendukung pertumbuhan parwisata dan industri daerah. Pasalnya, energi merupakan salah satu komponen vital dalam proses produksi sebuah industri.

“Kita harus mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor energi. Caranya bagaimana energi ini bisa menumbuhkembangkan baik industri besar maupun kecil di daerah-daerah,” kata Arifin.(RI)