JAKARTA – Produksi Blok Cepu sudah melewati masa puncak produksi dan kini masuk fase penurunan produksi secara alami. Namun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan kontraktor ExxonMobil Cepu Limited (ECML) sudah mempersiapkan rencana pengembangan Blok Cepu.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan rencana monetisasi lanjutan potensi migas di Blok Cepu sudah dipersiapkan dan dibahas bersama dengan Exxon. Data terakhir jumlah cadangan Blok Cepu mencapai 940 juta barel. Apabila minyak yang diproduksi mencapai 475 juta maka sisanya 465 juta barel siap diproduksikan dan akan dijaga level produksinya. Selain itu, ada tambahan cadangan yang siap diproduksikan mencapai 40 juta barel.

“Dalam jangka waktu dekat potensi yang bisa dimonetisasi 40 juta barel, tapi harus terlebih dulu dilakukan infill drilling,” kata Dwi disela pengapalan ke-700 minyak Blok Cepu yang disiarkan langsung di IOC kantor pusat SKK Migas, Rabu (9/6).

Dwi mengatakan tanda-tanda akan mulai turunnya produksi Blok Cepu secara alami mulai terlihat, seperti kandungan air yang semakin tinggi di reservoir. Dengan berbagai upaya yang dilakukan perusahaan diharapkan penurunan tersebut bisa ditahan. Berdasarkan data SKK Migas perkirakaan rata-rata produksi hingga akhir 2021 sebesar 203 ribu barel per hari (bph), sementara saat ini produksi masih dikisaran 208 ribu bph.

Selain ada potensi tambahan cadangan 40 juta barel yang bisa diproduksikan ada peluang untuk meningkatkan produksi minyak lapangan Kedung Keris. “Kedung Keris West ada peluang dari sekarang 10 ribu bisa jadi 11 ribu bph,” ungkap Dwi.

Namun demikian dibutuhkan satu kali pengeboran eksplorasi terlebih dulu di sana untuk memastikan jumlah cadangan minyaknya.

Selain minyak ada potensi gas yang berpeluang bisa dimonetisasi ECML. Exxon memang terlihat fokus untuk produksi minyak, namun ke depan SKK Migas juga akan mendorong Exxon untuk bisa memonetisasi potensi cadangan gas. Misalnya di Cendana dan Alas Tua yang menyimpan potensi cadangan gas cukup besar.

“Cendana, Alas Tua reserve sekitar 200 BCF itu bisa diproduksikan sekitar 83 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Kemudian ada potensi gas dari beberapa struktur lapangan di Cepu seperti Giyanti dan Pilang yang jumlahnya bisa mencapai 500 BCF. “Gas potensi di masa depan. Kami berharap peluang ini bisa dioptimasi oleh Exxon dan Pertamina,” ungkap Dwi.

Dalam waktu dekat juga pemanfaatan gas di Cepu akan ditingkatkan yakni dengan mengganti bahan injeksi misalnya dengan air. Sehingga gasnya bisa dialiri untuk dijual ke konsumen gas. “Gas sedang diskusi monetisasi gas injeksi 108 MMscfd, eksisting 10 MMscfd, 120 MMscfd. Kita diskusi gas injeksi apakah bisa dimonetisasi refresh dengan waterflood,” kata Dwi.

Irtiza Sayyed, President ExxonMobil Indonesia, menyatakan pembahasan tentang peluang untuk memonetisasi potensi yang masih ada di Blok Cepu secara intensif dilakukan. Pembahasan terdekat, kata dia, adalah untuk memastikan potensi cadangan 40 juta barel minyak yang siap diproduksikan.

“Kami melakukan apapun untuk memaksimalkan produksi dan tahan penurunan produksi. Untuk 40 juta barel tadi perlu infill drilling, kami diskusi eksplorasi tambahan di oil structure yang ada di Cepu,” ungkap Irtiza.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan sebagai mitra Exxon, manajemen siap memberikan dukungan penuh kepada Exxon untuk mengoptimalkan produksi yang ada di Blok Cepu. “Pertamina sebagai partner akan full support. Kami berkomitmen untuk menjalankan semua program,” kata Nicke.(RI)