Proper Emas dan Inovasi untuk Lingkungan

Oleh: Rony Gunawan
Direktur Utama PT Pertamina EP
rony-gunawan

Kegiatan operasi PT Pertamina (Persero) bersinggungan langsung dengan lingkungan. Karena itu, apabila kami terus ingin keberadaan perusahaan ini sustain atau berkelanjutan maka kami harus menjaga keberlangsungan lingkungan. Terhitung sejak 2012, kami mencanangkan komitmen setiap pemboran satu sumur, kami akan menanam 1.000 pohon di sekitar wilayah operasi. Di luar itu, kami juga melakukan upaya konservasi terhadap satwa dan tumbuhan endemik yang terancam punah seperti rusa jawa di Cepu, Orang utan di Sangatta dan Rantau, Burung Maleo di Banggai, Tuntong Laut di Rantau, dan upaya menjaga kawasan hutan kota seperti di Ranggawulung Subang, Hutan Kota Tarakan, dan sebagainya.

Selain hal tersebut, kami juga mendorong pemberdayaan terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasi Pertamina EP. Kami melakukan social mapping, stakeholder mapping, dan need assessment pada setiap wilayah operasi kami untuk menemukan potensi apa yang bisa dikembangkan dari daerah tersebut.

Tidak hanya itu, kami juga membuat mini laboratorium sosial. Mini laboratorium sosial ini berfungsi sebagai inkubator bagi masyarakat untuk menjadi entrepreneur dengan berbasis memanfaatkan potensi yang ada di sekitar lokasi mereka. Ini kami namakan dengan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) dan saat ini sudah tersebar di hampir seluruh lapangan Pertamina EP.

Alhamdulillah dengan komitmen kami tersebut, pada 2015, Pertamina EP mendapatkan dua PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Rantau Field dan Subang Field. Ini merupakan sejarah pertama di Indonesia, manakala satu perusahaan mendapatkan dua predikat proper emas, level tertinggi dalam pengelolaan lingkungannya. Padahal perusahaan tersebut notabene bergerak di sektor hulu migas.

Raihan dua Proper Emas ini memang cukup mengejutkan. Karena itu, tugas berat bagi kami untuk mempertahankan raihan Proper Emas tersebut. Tentu saja kami menyiapkan rencana dan stategi demi mempertahankan Propper emas di dua lapangan, yaitu Rantau dan Subang.

Sejumlah strategi kami siapkan untuk mempertahankan penghargaan prestisius di sektor lingkungan tersebut. Pertama, menjaga semangat tim internal kami karena kekompakan internal tim mempengaruhi dalam proses saat penyusunan dokumen proper, presentasi proper, hingga assessment dan visit dari dewan proper.

Kedua, menjalin kerjasama dengan beberapa institusi yang memang kompeten dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

Ketiga, fokus terhadap pengelolaan lingkungan yang ada, agar kondisi lingkungan tetap rapi dan terjaga.

Keempat, berupaya selalu mencari inovasi terbaru di sekitar lokasi Rantau dan Subang untuk memberikan nilai tambah.

Selain beberapa poin tersebut yang paling menjadi keunggulan kami adalah komitmen top management hingga pekerja dalam mendukung lapangan dalam penilaian proper tersebut. Secara berkala direksi dan manajemen Pertamina EP melakukan kegiatan Management Goes To Community (MGTC). Hal ini bertujuan selain untuk sarana monitoring juga memberikan dorongan moril bagi teman– teman di lapangan dan membina hubungan baik dengan pemangku kepentingan (stakeholder).

Inovasi

Terkait inovasi di Rantau, Nanggroe Aceh Darussalam pada periode 2015, ada seorang anak SMP setempat yang menemukan bahwa pohon dapat menghasilkan energi listrik. Terhadap temuan tersebut kami membantu anak tersebut untuk mematenkan temuannya dan mengimplementasikan di sekitar wilayah operasi kami. Dan pada 2016, kami menemukan sebuah daerah yang terpencil di Kabupaten Aceh Timur tepatnya di Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih yang sampai saat ini belum teraliri listrik.

Melihat kondisi tersebut, rekan–rekan di Rantau bergerak untuk mengimplementasikan temuan Pohon Energi tersebut ke desa itu. Alhamdulillah saat ini inovasi pohon energi tersebut dapat menerangi beberapa bangunan yang ada di Desa Tampur Paloh tersebut. Selain bantuan untuk listrik, kami juga membantu perbaikan sekolah yang mereka gunakan untuk aktivitas sehari–hari di sana karena berdasarkan hasil social mapping sekolah itu merupakan satu-satunya yang ada di desa tersebut dan kondisinya sangat memprihatinkan.

Di wilayah lain, kami membuat Rumah Inspirasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang bergerak berdasarkan kondisi di sana. Kami bersama masyarakat setempat bergotong royong menjadikan rumah inspirasi ini sebagai rumah bersama yang berfungsi sebagai tempat menyalurkan ide.

Fokus kegiatan Utama di Rumah Inspirasi adalah pengelolaan sampah. Hal ini tergerak dari banyaknya sampah yang ada di wilayah subang, kami melihat bahwa sampah apabila diolah dengan benar dapat mendatangkan pundi–pundi rupiah. Hal-hal seperti inovasi dan kepedulian ini kami dorong untuk dimiliki setiap insan Pertamina EP tidak hanya di Rantau Field, namun harus diterapkan di semua lokasi. (DR)